This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Thursday, June 9, 2011

SESEORANG MASUK SURGA BUKAN KARENA AMALNYA

SESEORANG MASUK SURGA BUKAN KARENA AMALNYA

Mereka juga bersaksi dan berkeyakinan bahwa seseorang tidak bisa dipastikan masuk surga -walaupun ia telah melakukan amalan-amalan yang baik [ibadahnya nampak ikhlas, dan ketaatannya demikian tinggi] dan jalan kehidupannya pantas untuk diteladani- kecuali jika di izinkan oleh Allah, sebagai keutamaan yang diberikan kepadanya. Maka dengan keutamaan dan karunia-Nya itu ia masuk surga.

Karena amal baik yang ia lakukan tidaklah dapat dilakukan dengan mudah kecuali karena kemudahan dari Allah. Jika Allah tidak memberi kemudahan [niscaya ia tidak dapat melakukannya. Dan jika Allah tidak mengarunianya hidayah] niscaya ia tidak mendapat hidayah selama-lamanya, [meskipun ia telah berupaya keras]. Hal ini sebagaimana firman Allah ta'ala:

وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَا مِنكُم مِّنْ أَحَدٍ أَبَداً وَلَكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَن يَشَاءُ

"...Sekiranya kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya, niscaya tidak ada seorangpun dari kamu yang bersih (dari perbuatan keji dan mungkar) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa saja yang dikehendaki..."(An-Nuur:21)

Allah juga berfirman memberitakan tentang penduduk surga:

وَقَالُواْ الْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَـذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلا أَنْ هَدَانَا اللّهُ

"..Dan mereka berkata: "segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini, dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk.." (Al-A'raaf:43)

Mereka juga bersaksi dan berkeyakinan bahwa Allah 'azza wa jalla telah menentukan batas akhir kehidupan bagi setiap makhluk.

Sesungguhnya setiap jiwa itu tidak akan mati kecuali dengan izin Allah dan takdir dari-Nya. Apabila sudah ditakdirkan waktunya mati, maka tidak ada pilihan lagi kecuali mati. Tidak bergeser sedikitpun.
Allah berfirman:

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاء أَجَلُهُمْ لاَ يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلاَ يَسْتَقْدِمُونَ

"Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu, maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya sesaatpun dan tidak pula memajukannya" (Al-A'raaf:34)

Allah juga berfirman:

وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تَمُوتَ إِلاَّ بِإِذْنِ الله كِتَاباً مُّؤَجَّلاً

"Setiap yang bernyawa tidak akan mati kecuali dengan izin Allah sebagai ketentuan yang telah ditetapkan waktunya." (Ali-Imran:145)

Mereka juga bersaksi dan berkeyakinan bahwa siapa yang mati atau terbunuh, maka hal itu merupakan takdir. Allah berfirman:

قُل لَّوْ كُنتُمْ فِي بُيُوتِكُمْ لَبَرَزَ الَّذِينَ كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقَتْلُ إِلَى مَضَاجِعِهِمْ

"Katakanlah: "Sekiranya kamu berada dirumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ketempat mereka terbunuh..."(Ali-'Imran:154)

Allah juga berfirman:

أَيْنَمَا تَكُونُواْ يُدْرِككُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِي بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍ
"Dimanapun kamu berada, kematian akan menemuimu, walaupun kamu berada dalam benteng yang tinggi lagi kokoh..."(An-Nisaa:78)

HIDAYAH DATANGNYA DARI ALLAH

HIDAYAH DATANGNYA DARI ALLAH

Mereka (Ashabul Hadits) bersaksi bahwa Allah ta'ala memberi petunjuk kepada siapa saja yang dikehendaki menuju Agama-Nya dan menyesatkan siapa saja yang dikehendaki untuk menjauhi Agama-Nya, namun bagi orang yang disesatkan-Nya tidak ada alasan (untuk bebas dari siksa-Nya).

Allah berfirman:
قُلْ فَلِلّهِ الْحُجَّةُ الْبَالِغَةُ فَلَوْ شَاء لَهَدَاكُمْ أَجْمَعِينَ

"Katakanlah: "Allah mempunyai hujjah yang jelas lagi kuat; maka jika Dia menghendaki, pasti Dia memberi petunjuk kepada kamu semuanya". (Al-An'am:149)

Allah berfirman:
وَلَوْ شِئْنَا لَآتَيْنَا كُلَّ نَفْسٍ هُدَاهَا وَلَكِنْ حَقَّ الْقَوْلُ مِنِّي لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ

"Dan kalau Kami menghendaki niscaya Kami akan berikan kepada tiap-tiap jiwa petunjuk (bagi) nya, akan tetapi telah tetaplah perkataan (ketetapan) daripadaku; "Sesungguhnya akan Aku penuhi neraka Jahannam itu dengan jin dan manusia bersama-sama. (as-sajdah:13)

Allah juga berfirman:
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيراً مِّنَ الْجِنِّ وَالإِنسِ

"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi nereka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia. (Al-A'raf:179)

Maha suci Allah yang telah menciptakan makhluk tanpa merasa butuh kepada mereka. Allah menciptakan mereka dalam 2 golongan. Satu golongan berhak masuk kedalam tempat kenikmatan sebagai keutamaan yang Allah berikan, dan golongan yang lain dimasukkan ke neraka sebagai keadilan.

Allah menjadikan diantara mereka ada yang tersesat dan ada yang terbimbing, ada yang celaka dan ada yang bahagia. Ada yang dekat dengan rahmat-Nya dan ada yang jauh dari rahmat-Nya.

Allah berfirman:

لَا يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْأَلُونَ

"Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya, dan merekalah yang akan ditanyai. (Al-Anbiya':23)


Allah berfirman:

أَلاَ لَهُ الْخَلْقُ وَالأَمْرُ تَبَارَكَ اللّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

"Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Rabb semesta alam. (Al-A'raf:54)

Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

إن أحدكم يجمع خلقه في بطن أمه أربعين يوما نطفة ثم علقه مثل ذلك ثم يكون مضغة مثل ذلك , ثم يرسل إليه الملك فينفخ فيه الروح , ويؤمر بأربع كلمات : بكتب رزقه , وأجله , وعمله , وشقي أم سعيد . فوالله الذي لا إله غيره إن أحدكم ليعمل بعمل أهل الجنة حتى ما يكون بينه وبينها إلا ذراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل النار , وإن أحدكم ليعمل بعمل أهل النار حتى ما يكون بينه وبينها إلا ذراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل الجنة

"Sesungguhnya bakal penciptaan seseorang diantara kamu dikumpulkan dalam perut ibunya dalam 40 hari berupa nutfah, kemudian menjadi segumpal darah selama itu juga (40 hari), kemudian menjadi segumpal daging selama itu juga. Kemudian Allah mengutus malaikat untuk menetapkan 4 perkara : rizkinya, ajalnya, amal perbuatannya, ia celaka atau bahagia. Maka demi Allah yang tiada tiada Tuhan selain Dia, sungguh seorang diantara kamu ada yang melakukan amalan ahli syurga hingga tidak ada diantara dia dan syurga itu kecuali sehasta saja, kemudian dia didahului oleh taqdir Allah, lalu ia melakukan amalan ahli neraka, maka ia pun masuk neraka. Dan sungguh salah seorang diantara kamu melakukan amalan-amalan ahli neraka, sehingga tidak ada anatara dia dan neraka kecuali sehasta saja, maka ia didahului oleh takdir Allah, lalu ia melakukan amalan ahli syurga, maka ia pun masuk syurga"

SEORANG MUSLIM TIDAK DIKAFIRKAN KARENA DOSA-DOSANYA

SEORANG MUSLIM TIDAK DIKAFIRKAN KARENA DOSA-DOSANYA

Ahlus Sunnah berkeyakinan bahwa seorang mukmin meskipun melakukan dosa-dosa kecil dan besar tidak bisa dikafirkan dengan semuanya itu. Meskipun dia meninggal dunia dalam keadaan belum taubat, selama masih dalam tauhid dan keikhlasan, urusannya terserah Allah.

Jika Ia menghendaki, Ia akan mengampuni dan memasukkannya ke surga pada hari Kiamat dalam keadaan selamat, beruntung dan tidak disentuh oleh api neraka, tidak disiksa atas segala dosa yang pernah dilakukannya, ia biasakan dan terus menyelimutinya sampai hari kiamat.

Namun apabila Allah kehendaki, bisa saja Ia menyiksanya di neraka untuk sementara, namun adzab itu tidak kekal, bahkan akan dikeluarkan untuk dimasukkan ke tempat kenikmatan yang abadi (surga)

Guru kami (Al-Imam Abu Thayyib) Sahal bin Muhammad (As-Sha'luki) rahimahullah berkata: "Seorang mukmin, walaupun disiksa di neraka, ia tidak akan dicampakkkan seperti dicampakkannya orang kafir. Ia pun tidak kekal seperti orang-orang kafir, dan ia tidak akan celaka seperti celakanya orang kafir"

Artinya, bahwa orang kafir akan diseret ke neraka dan dalam keadaan tersungkur wajahnya, dibelenggu, dibebani dengan beban yang berat. Sedangkan seorang mukmin yang dihukum di neraka, ia akan masuk seperti tahanan yang masuk penjara di dunia dengan berjalan, tanpa dijungkir-balikkan, atau dicampakkan seperti pada orang kafir.

Arti ucapan: "dia tidak akan dicampakkan seperti orang kafir yaitu bahwa orang kafir dimasukkan seluruh tubuhnya ke neraka dan setiap kali kulitnya gosong, kemudian diganti dengan kulit yang baru, agar ia betul-betul merasakan siksa-Nya, sebagaimana diceritakan dalam Al-Qur'an:

"Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (An-Nisaa:56)

Adapun orang-orang beriman, wajah-wajah mereka tidak akan disentuh oleh api neraka, dan anggota sujud mereka juga tidak akan dibakar api neraka, karena Allah telah mengharamkan neraka untuk membakar anggota-anggota sujud.

Arti ucapan beliau: "mereka tidak akan kekal didalamnya seperti orang kafir". Orang-orang kafir kekal di neraka dan tidak akan dikeluarkan selama-lamanya, sedangkan pelaku dosa-dosa besar dikalangan mukminin tidak akan kekal di neraka (jika masuk).
Makna ucapan beliau: "tidak akan celaka seperti celakanya orang kafir". Bahwasanya orang-orang kafir putus asa untuk mendapat rahmat Allah, mereka juga tidak mempunyai harapan sama sekali untuk senang. Adapun orang-orang yang beriman, mereka tidak putus-putusnya mengharap rahmat Allah disetiap keadaan. Karena pada akhirnya seorang mukmin akan masuk surga, karena mereka diciptakan untuk masuk surga dan surga diciptakan untuk menjadi miliknya, sebagai keutamaan dan karunia dari Allah 'azza wa jalla

AL-QUR'AN KALAMULLAH BUKAN MAKHLUK

AL-QUR'AN KALAMULLAH BUKAN MAKHLUK


[Syaikh Abu Utsman Isma'il Ash-Shabuni berkata:] "Ashhabul Hadits bersaksi dan berkeyakinan bahwa Al-Qur'an adalah kalamullah (ucapan Allah), Kitab-Nya dan wahyu yang diturunkan, bukan makhluk. Siapa yang menyatakan dan berkeyakinan bahwa ia makhluk maka kafir menurut pandangan mereka.

Al-Qur'an merupakan wahyu dan kalamullah yang diturunkan melalui Jibril kepada Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam dengan bahasa Arab untuk orang-orang yang berilmu sebagai peringatan dan kabar gembira, sebagaimana firman Allah ta'ala:

وَإِنَّهُ لَتَنزِيلُ رَبِّ الْعَالَمِينَ - نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ - عَلَى قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنذِرِينَ - بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُّبِينٍ
"Dan sesungguhnya al-Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Rabb semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas. (Asy-Syu'ara: 192-195)

Al-Qur'an disampaikan oleh Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam kepada umatnya sebagaimana yang diperintahkan Allah:

يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ
"Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu". (Al-Maidah:67),

dan yang disampaikan oleh beliau adalah kalamullah. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
"Apakah kalian yang akan menghalangiku untuk menyampaikan kalam (ucapan) Rabbku"

Al-Qur'an yang dihafal dalam hati, dibaca oleh lisan, dan ditulis dalam mushaf-mushaf, bagaimanapun caranya Al-qur'an dibaca oleh qari', dilafadzkan oleh seseorang, dihafal oleh hafidz, atau dibaca dimanapun ia dibaca, atau ditulis dalam mushaf-mushaf dan papan catatan anak-anak dan yang lainnya adalah kalamullah-bukan makhluk. Siapa yang beranggapan bahwa ia makhluk, maka telah kufur kepada Allah Yang Maha Agung.


Al-Imam Abu Bakar Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah berkata: "Al-Qur'an adalah kalamullah-bukan makhluk. Siapa yang mengatakan Al-Qur'an adalah makhluk, maka dia telah kufur kepada Allah Yang Maha Agung, tidak diterima persaksiannya, tidak dijenguk jika sakit, tidak dishalati jika mati, dan tidak boleh dikuburkan di pekuburan kaum muslimin. Ia diminta taubat, kalau tidak mau maka dipenggal lehernya.

Abu Ishaq bin Ibrahim pernah ditanya tentang lafadz Al-Qur'an, maka Beliau berkata: "Tidak pantas untuk diperdebatkan. 'Al-Qur'an kalamullah-bukan makhluk ".

Imam Ahmad bin Hambal berkata: "Orang yang menganggap makhluk lafadz Al-Qur'an adalah Jahmiyah, Allah berfirman:

فَأَجِرْهُ حَتَّى يَسْمَعَ كَلاَمَ اللّهِ
"maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar kalamullah' (At-Taubah:6).
Dari mana ia mendengar?

Abdullah bin Al-Mubarak berkata: "Siapa yang mengkufuri satu huruf Al-Qur'an saja, maka ia kafir (ingkar) dengan Al-Qur'an. Siapa yang mengatakan: Saya tidak percaya dengan Al-Qur'an maka ia kafir"

AL-QUR'AN KALAMULLAH BUKAN MAKHLUK

AL-QUR'AN KALAMULLAH BUKAN MAKHLUK


[Syaikh Abu Utsman Isma'il Ash-Shabuni berkata:] "Ashhabul Hadits bersaksi dan berkeyakinan bahwa Al-Qur'an adalah kalamullah (ucapan Allah), Kitab-Nya dan wahyu yang diturunkan, bukan makhluk. Siapa yang menyatakan dan berkeyakinan bahwa ia makhluk maka kafir menurut pandangan mereka.

Al-Qur'an merupakan wahyu dan kalamullah yang diturunkan melalui Jibril kepada Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam dengan bahasa Arab untuk orang-orang yang berilmu sebagai peringatan dan kabar gembira, sebagaimana firman Allah ta'ala:

وَإِنَّهُ لَتَنزِيلُ رَبِّ الْعَالَمِينَ - نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ - عَلَى قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنذِرِينَ - بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُّبِينٍ
"Dan sesungguhnya al-Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Rabb semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas. (Asy-Syu'ara: 192-195)

Al-Qur'an disampaikan oleh Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam kepada umatnya sebagaimana yang diperintahkan Allah:

يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ
"Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu". (Al-Maidah:67),

dan yang disampaikan oleh beliau adalah kalamullah. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
"Apakah kalian yang akan menghalangiku untuk menyampaikan kalam (ucapan) Rabbku"

Al-Qur'an yang dihafal dalam hati, dibaca oleh lisan, dan ditulis dalam mushaf-mushaf, bagaimanapun caranya Al-qur'an dibaca oleh qari', dilafadzkan oleh seseorang, dihafal oleh hafidz, atau dibaca dimanapun ia dibaca, atau ditulis dalam mushaf-mushaf dan papan catatan anak-anak dan yang lainnya adalah kalamullah-bukan makhluk. Siapa yang beranggapan bahwa ia makhluk, maka telah kufur kepada Allah Yang Maha Agung.


Al-Imam Abu Bakar Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah berkata: "Al-Qur'an adalah kalamullah-bukan makhluk. Siapa yang mengatakan Al-Qur'an adalah makhluk, maka dia telah kufur kepada Allah Yang Maha Agung, tidak diterima persaksiannya, tidak dijenguk jika sakit, tidak dishalati jika mati, dan tidak boleh dikuburkan di pekuburan kaum muslimin. Ia diminta taubat, kalau tidak mau maka dipenggal lehernya.

Abu Ishaq bin Ibrahim pernah ditanya tentang lafadz Al-Qur'an, maka Beliau berkata: "Tidak pantas untuk diperdebatkan. 'Al-Qur'an kalamullah-bukan makhluk ".

Imam Ahmad bin Hambal berkata: "Orang yang menganggap makhluk lafadz Al-Qur'an adalah Jahmiyah, Allah berfirman:

فَأَجِرْهُ حَتَّى يَسْمَعَ كَلاَمَ اللّهِ
"maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar kalamullah' (At-Taubah:6).
Dari mana ia mendengar?

Abdullah bin Al-Mubarak berkata: "Siapa yang mengkufuri satu huruf Al-Qur'an saja, maka ia kafir (ingkar) dengan Al-Qur'an. Siapa yang mengatakan: Saya tidak percaya dengan Al-Qur'an maka ia kafir"

AL-QUR'AN KALAMULLAH BUKAN MAKHLUK

AL-QUR'AN KALAMULLAH BUKAN MAKHLUK


[Syaikh Abu Utsman Isma'il Ash-Shabuni berkata:] "Ashhabul Hadits bersaksi dan berkeyakinan bahwa Al-Qur'an adalah kalamullah (ucapan Allah), Kitab-Nya dan wahyu yang diturunkan, bukan makhluk. Siapa yang menyatakan dan berkeyakinan bahwa ia makhluk maka kafir menurut pandangan mereka.

Al-Qur'an merupakan wahyu dan kalamullah yang diturunkan melalui Jibril kepada Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam dengan bahasa Arab untuk orang-orang yang berilmu sebagai peringatan dan kabar gembira, sebagaimana firman Allah ta'ala:

وَإِنَّهُ لَتَنزِيلُ رَبِّ الْعَالَمِينَ - نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ - عَلَى قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنذِرِينَ - بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُّبِينٍ
"Dan sesungguhnya al-Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Rabb semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas. (Asy-Syu'ara: 192-195)

Al-Qur'an disampaikan oleh Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam kepada umatnya sebagaimana yang diperintahkan Allah:

يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ
"Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu". (Al-Maidah:67),

dan yang disampaikan oleh beliau adalah kalamullah. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
"Apakah kalian yang akan menghalangiku untuk menyampaikan kalam (ucapan) Rabbku"

Al-Qur'an yang dihafal dalam hati, dibaca oleh lisan, dan ditulis dalam mushaf-mushaf, bagaimanapun caranya Al-qur'an dibaca oleh qari', dilafadzkan oleh seseorang, dihafal oleh hafidz, atau dibaca dimanapun ia dibaca, atau ditulis dalam mushaf-mushaf dan papan catatan anak-anak dan yang lainnya adalah kalamullah-bukan makhluk. Siapa yang beranggapan bahwa ia makhluk, maka telah kufur kepada Allah Yang Maha Agung.


Al-Imam Abu Bakar Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah berkata: "Al-Qur'an adalah kalamullah-bukan makhluk. Siapa yang mengatakan Al-Qur'an adalah makhluk, maka dia telah kufur kepada Allah Yang Maha Agung, tidak diterima persaksiannya, tidak dijenguk jika sakit, tidak dishalati jika mati, dan tidak boleh dikuburkan di pekuburan kaum muslimin. Ia diminta taubat, kalau tidak mau maka dipenggal lehernya.

Abu Ishaq bin Ibrahim pernah ditanya tentang lafadz Al-Qur'an, maka Beliau berkata: "Tidak pantas untuk diperdebatkan. 'Al-Qur'an kalamullah-bukan makhluk ".

Imam Ahmad bin Hambal berkata: "Orang yang menganggap makhluk lafadz Al-Qur'an adalah Jahmiyah, Allah berfirman:

فَأَجِرْهُ حَتَّى يَسْمَعَ كَلاَمَ اللّهِ
"maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar kalamullah' (At-Taubah:6).
Dari mana ia mendengar?

Abdullah bin Al-Mubarak berkata: "Siapa yang mengkufuri satu huruf Al-Qur'an saja, maka ia kafir (ingkar) dengan Al-Qur'an. Siapa yang mengatakan: Saya tidak percaya dengan Al-Qur'an maka ia kafir"

Bahtsul Masail

BAHTSUL MASAIL

1. EMANSIPASI WANITA
Deskripsi Masalah
Hari Kartini baru saja terlewatkan dan hari tersebut menjadi hari pergerakan emansipasi wanita. Pada moment tersebut para wanita juga mengembar-gemborkan tentang persamaan hak antara lelaki dan wanita. Selain itu banyak media cetak maupun elektronik menayangkan tentang wanita yang menggantikan kedudukan lelaki dalam hal menafakahi keluarganya, semisal ada seorang wanita yang menghidupi keluarganya dengan menjadi tukang becak selama bertahun-tahun.
Tashawur:
1) Apa yang dimaksud dengan emansipasi, dan bagaimana batasan yang dimaksud dalam soal ini?
2) Hak apakah yang dimaksud dalam soal ini, apakah dalam lingkup sosial, politik, agama, atau apa?
3) Menggantikan kedudukan lelaki, apakah dalam hal kewajiban, hak atau dalam hal yang mana?
4) Pada kata yang pengarusutamaan tentang persamaan, dengan cara seperti apa?

Jawaban Tashawur dari sail.
1) Yang dimaksud dengan emansipasi ini adalah pada segala lini kehidupan, artinya emansipasi dalam ranah politik, sosial, budaya. Begitupun dengan hak yang dimaksud dalam soal ini adalah umum.
2) Menggantikan kedudukan lelaki dalam soal ini adalah menggantikan kewajiban lelaki, seperti dalam mencari nafkah keluarga ditanggung oleh lelaki.
3) Pengarusutamaan ini dilakukan melalui media massa, baik cetak maupun elektronik.

Pertanyaan:
a. Bagaimana pandangan fiqh tentang gerakan emansipasi wanita yang ada di Indonesia ?
Tashawur soal item a:
1) Emansipasi yang ada di Indonesia itu meliputi apa sajakah (lingkup isu yang telah berkembang).
2) Emansipasi dalam diskripsi tadi diumumkan, apakah dalam soal ini juga diumumkan?
3) Emansipasi wanita yang dimaksud apakah yang sudah berumahtangga atau bagaimana?
Jawaban Tashawur soal dari sail:
1) Emansipasi wanita pada zaman sekarang itu tumbuh mengikuti rekam sejarah ibu Kartini,, yang arahnya dari pendidikan.
2) Maksud dari emansipasi dalam soal ini adalah umum.

Jawaban soal (a):
Tafsil. Jika persoalan yang disuarakan adalah hal yang sesuai/diperbolehkan syara', maka hukumnya boleh. Namun jika hal yang disuarakan hal yang tidak dibolehkan dalam syara', maka tidak boleh.
الكتاب : التحرير والتنوير المعروف بتفسير ابن عاشور
{الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ} [النساء:34] وفي هذا الاهتمام مقصدان أحدهما دفع توهم المساواة بين الرجال والنساء في كل الحقوق، توهما من قوله آنفا: {وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ} وثانيهما تحديد إيثار الرجال على النساء بمقدار مخصوص، لإبطال إيثارهم المطلق، الذي كان متبعا في الجاهلية.
والرجال جمع رجل، وهو الذكر البالغ من الآدميين خاصة،

شرح رياض الصالحين - (ج 1 / ص 895
ولا أعلم أن أحدا من المسلمين ألحق النساء بالرجال في كل شيء لكن الكفار الذين انتكسوا ونكس الله فطرتهم وطبيعتهم هم اللذين يقدمون النساء ويقولون لابد أن تشارك المرأة الرجل حتى لا يحصل فرق ولا شك أن هذا خلاف الفطرة التي جبل الله عليها الخلق وخلاف الشريعة التي جاءت بها الرسل فالنساء لهن خصائص والرجال لهم خصائص ثم إن الرجل سمع ذلك فقص جمته وفيه دليل على امتثال الصحابة رضي الله عنهم لأمر النبي صلى الله عليه وسلم واسترشادهم بإرشاده وأنهم كانوا يتسابقون إلي تنفيذ ما يقول وهذا علامة الإيمان أما المتباطئ في تنفيذ أمر الله ورسوله، فإن فيه شبها من المنافقين الذين إذا قاموا إلى الصلاة قاموا كسالى، تجده مثلا يخبر عن حكم الله ورسوله في شيء، ثم يتباطأ ويتثاقل وكأنما وضع رأسه صخرة والعياذ بالله ثم يذهب إلى كل عالم لعله يجد رخصة مع أن العلماء قالوا إن تتبع الرخص من الفسق والعياذ بالله والمتتبع للرخص فاسق حتى إن بعضهم قال: إن من تتبع الرخص فقد تزندق أي صار زنديقا فعلى الإنسان إذا بلغه أمر الله ورسوله من شخص يثق به في علمه وفي دينه ألا يتردد، وأقول في علمه ودينه لأن من الناس من هو دين ملتزم متق لكن ليس عنده علم، تجده يحفظ حديثا من أحاديث الرسول ثم يقوم يتكلم في الناس وكأنه إمام من الأئمة، وهذا يجب الحذر منه ومن فتاواه، لأنه قد يخطئ كثيرا لقلة علمه ومن الناس من يكون عنده علم واسع لكن له هوى والعياذ بالله، يفتي الناس بما يرضى الناس لا بما يرضي الله، وهذا يسمى عالم الأمة .

تحفة المحتاج في شرح المنهاج - (ج 29 / ص 277
)وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ ( فَمَنَعَ مِنْ التَّمَنِّي لِمَا لَا يَحِلُّ كَمَا مَنَعَ مِنْ النَّظَرِ لِمَا لَا يَحِلُّ قُلْت اسْتِدْلَالُ الْقَاضِي بِالْآيَةِ وَقَوْلُهُ عَقِبَهَا فَمَنَعَ مِنْ التَّمَنِّي إلَخْ صَرِيحَانِ فِي أَنَّ كَلَامَهُ لَيْسَ فِيمَا نَحْنُ فِيهِ مِنْ التَّفَكُّرِ وَالتَّخَيُّلِ السَّابِقَيْنِ وَإِنَّمَا هُوَ فِي حُرْمَةِ تَمَنِّي حُصُولِ مَا لَا يَحِلُّ لَهُ بِأَنْ يَتَمَنَّى الزِّنَا بِفُلَانَةَ ، أَوْ أَنْ تَحْصُلَ لَهُ نِعْمَةُ فُلَانٍ بَعْدَ سَلْبِهَا عَنْهُ وَمِنْ ثَمَّ ذَكَرَ الزَّرْكَشِيُّ كَلَامَهُ فِي قَاعِدَةِ حُرْمَةِ تَمَنِّي الرَّجُلِ حَالَ أَخِيهِ مِنْ دِينٍ ، أَوْ دُنْيَا قَالَ وَالنَّهْيُ فِي الْآيَةِ لِلتَّحْرِيمِ وَغَلَّطُوا مَنْ جَعَلَهُ لِلتَّنْزِيهِ نَعَمْ إنْ ضَمَّ فِي مَسْأَلَتِنَا إلَى التَّخَيُّلِ وَالتَّفَكُّرِ تَمَنِّيَ وَطْئِهَا زِنًا فَلَا شَكَّ فِي الْحُرْمَةِ ؛ لِأَنَّهُ حِينَئِذٍ مُصَمِّمٌ عَلَى فِعْلِ الزِّنَا رَاضٍ بِهِ وَكِلَاهُمَا حَرَامٌ وَلَمْ يَتَأَمَّلْ كَلَامَ الْقَاضِي هَذَا مَنْ اسْتَدَلَّ بِهِ لِلْحُرْمَةِ وَلَا مَنْ أَجَابَ عَنْهُ بِأَنَّهُ لَا يَلْزَمُ مِنْ تَحْرِيمِ التَّفَكُّرِ تَحْرِيمُ التَّخَيُّلِ إذْ التَّفَكُّرُ إعْمَالُ النَّظَرِ فِي الشَّيْءِ كَمَا فِي الْقَامُوسِ

الكتاب : المفصل في الرد على شبهات أعداء الإسلام
جمع وإعداد الباحث في القرآن والسنة علي بن نايف الشحود
ومما يخطئ الناس في فهمه قولهم : الإسلام دين المساواة ، والصحيح أن يقولوا : الإسلام دين العدل .
قال الشيخ ابن عثيمين - رحمه الله تعالى - :
وهنا يجب أن نعرف أن من الناس من يستعمل بدل العدل المساواة وهذا خطأ ، لا يقال : مساواة ؛ لأن المساواة تقتضي عدم التفريق بينهما ، ومن أجل هذه الدعوة الجائرة إلى التسوية صاروا يقولون : أي فرق بين الذكر والأنثى ؟ سووا بين الذكور والإناث ، حتى إن الشيوعية قالت : أي فرق بين الحاكم والمحكوم ؟ لا يمكن أن يكون لأحد سلطة على أحد حتى بين الوالد والولد ليس للوالد سلطة على الولد ، وهلمَّ جرّاً .
لكن إذا قلنا بالعدل وهو إعطاء كل أحدٍ ما يستحقه : زال هذا المحذور ، وصارت العبارة سليمة ، ولهذا لم يأت في القران أبداً : " إن الله يأمر بالتسوية " لكن جاء : { إن الله يأمر بالعدل } النحل/90 ، { وإذا حكمتم بين الناس أن تحكموا بالعدل } النساء/58 ، وكذب على الإسلام مَن قال : إن دين الإسلام دين المساواة ، بل دين الإسلام دين العدل وهو الجمع بين المتساوين والتفريق بين المفترقين .

الأم - (ج 7 / ص 332
قال أبو حَنِيفَةَ لَا قَوَدَ بين الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ إلَّا في النَّفْسِ وَكَذَلِكَ أخبرنا أبو حَنِيفَةَ عن حَمَّادٍ عن إبْرَاهِيمَ وقال أَهْلُ الْمَدِينَةِ نَفْسُ الْمَرْأَةِ بِنَفْسِ الرَّجُلِ وَجُرْحُهَا بِجُرْحِهِ قال محمد بن الْحَسَنِ أَرَأَيْتُمْ الْمَرْأَةَ في الْعَقْلِ أَلَيْسَتْ على النِّصْفِ من دِيَةِ الرَّجُلِ قالوا بَلَى قِيلَ لهم فَكَيْفَ قُطِعَتْ يَدُهُ بِيَدِهَا وَيَدُهُ ضِعْفُ يَدِهَا في الْعَقْلِ قالوا أنت تَقُولُ مِثْلَ هذا أنت تَقْتُلُهُ بِالْمَرْأَةِ وَدِيَةُ الْمَرْأَةِ على النِّصْفِ من دِيَةِ الرَّجُلِ قِيلَ لهم لَيْسَتْ النَّفْسُ كَغَيْرِهَا أَلَا تَرَى أَنَّ عَشَرَةً لو قَتَلُوا رَجُلًا ضَرَبُوهُ بِأَسْيَافِهِمْ حتى قتلوه قُتِلُوا بِهِ جميعا وَلَوْ أَنَّ عَشَرَةً قَطَعُوا يَدَ رَجُلٍ وَاحِدٍ لم تُقْطَعْ أَيْدِيهِمْ فَلِذَلِكَ اخْتَلَفَتْ النَّفْسُ وَالْجِرَاحُ فَإِنْ قُلْتُمْ إنَّا نَقْطَعُ يَدَيْ رَجُلَيْنِ بِيَدِ رَجُلٍ فَأَخْبِرُونَا عن رَجُلَيْنِ قَطَعَا يَدَ رَجُلٍ جميعا جَزَّهَا أَحَدُهُمَا من أَعْلَاهَا وَالْآخَرُ من أَسْفَلِهَا حتى الْتَقَتْ الْحَدِيدَتَانِ في النِّصْفِ منها أَتُقْطَعُ يَدُ كل وَاحِدٍ مِنْهُمَا وَإِنَّمَا قُطِعَ نِصْفُ يَدِهِ ليس هذا مِمَّا يَنْبَغِي أَنْ يَخْفَى على أَحَد ( قال الشَّافِعِيُّ ) رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى إذَا قَتَلَ الرَّجُلُ الْمَرْأَةَ قُتِلَ بها وإذا قَطَعَ يَدَهَا قُطِعَتْ يَدُهُ بِيَدِهَا فإذا كانت النَّفْسُ التي هِيَ الْأَكْثَرُ بِالنَّفْسِ فَاَلَّذِي هو أَقَلُّ أَوْلَى أَنْ يَكُونَ بِمَا هو أَقَلُّ وَلَيْسَ الْقِصَاصُ من الْعَقْلِ بِسَبِيلٍ أَلَا تَرَى أَنَّ من قَتَلَ الرَّجُلَ بِالْمَرْأَةِ فَقَدْ يَقْتُلُهُ بها وَعَقْلُهَا نِصْفُ عَقْلِه

Tanbih: Ruang kreatif keberagamaan perempuan memang dalam beberapa kasus dibedakan. Ini sesuai dengan putusan rosulullah atas dalam kasus perempuan yang meminta untuk turut ikut dalam jihad.

الإقناع في حل ألفاظ أبى شجاع - موسى الحجاوي - يع - (ج 2 / ص 211
وإطلاق لفظ المؤمنين ينصرف للرجال دون النساء والخنثى كالمرأة ولقوله (ص) لعائشة وقد سألته في الجهاد: لكن أفضل الجهاد حج مبرور.
(و) السادسة (الصحة) فلا جهاد على مريض يتعذر قتاله أو تعظم مشقته.
(و) السابعة (الطاقة على القتال) بالبدن والمال فلا جهاد على أعمى ولا على ذي عرج بين، ولو في رجل واحدة لقوله تعالى: * (ليس على الاعمى حرج ولا على الاعرج حرج ولا على المريض حرج) * (النور: 61) فلا عبرة بصداع ووجع ضرس وضعف بصر، إن كان يدرك الشخص ويمكنه اتقاء السلاح.
ولا عرج يسير لا يمنع المشي والعدو والهرب ولا على أقطع يد بكاملها، أو معظم أصابعها بخلاف: فاقد الاقل أو أصابع الرجلين إن أمكنه المشي بغير عرج بين ولا على أشل يد أو معظم أصابعها لان مقصود الجهاد البطش

b. Sebatas manakah seorang wanita dapat menggantikan kedudukan lelaki dalam hal mencari nafkah ?
Tashawur:
1) Menggantikan yang dimaksud dalam soal ini sebatas mana, dan apakah hasil kerja ini untuk dirinya sendiri atau untuk keluarga dan suaminya juga?
2) Yang dimaksud dengan batasan ini apakah batasan fikih, undang-undang, atau?
3) Apakah dalam soal ini kemudian kewajiban memberi nafkah ditanggung perempuan?
4) menggantikan, apakah pergantian peran ini dalam hal yang dapat menggugurkan kewajiban suami?
Jawaban Tasawur sail:
Bekerja ini untuk memenuhi kebutuhan seluruh keluarga.

Jawaban soal (b):
Kedudukan penanggung jawab nafkah selamanya tidak akan pernah bisa diganti isteri, dalam kondisi apapun. Namun, isteri boleh mencari nafkah ketika suami sudah tidak mampu menafkahi isteri, atau mendapat izin dari suaminya. Hal ini tidak kemudian merubah status kewajiban suami-isteri. Isteri tidak lantas dapat meninggalkan kewajibannya sebagai isteri kepada suami (seperti diatur dalam syara'). Dalam artian, kewajiban suami dan isteri tetap tidak berubah. Isteri tetap menanggung kewajiban untuk melayani suaminya, sementara nafkah tetap menjadi kewajiban suami.
Tanbih: Persoalan apakah isteri masih tetap berkewajiban melayani, ini adalah persoalan lain. Isteri diperbolehkan bekerja adalah benar. Persoalan sebatas mana pekerjaannya, ini juga mutlak.
Dalam rumah tangga banyak kewajiban laki-laki yang ditanggung oleh perempuan. Menyusui anak, mislanya, ini adalah kewajiban bapak. Kenyataan kebanyakan, tugas ini dilakukan oleh ibu. Islam tidak pernah melarang hal ini. Asal inisiatif ini muncul dari dirinya sendiri dan tidak ada unsur paksaan. Namun, bagaimanapun, ini tidak dapat merubah posisi hak dan kewajiban laki-laki dan perempuan.
Ibarat:
حاشية البجيرمي على المنهاج - (ج 14 / ص 139
وَلَهَا خُرُوجٌ فِيهَا لِتَحْصِيلِ نَفَقَةٍ ) مَثَلًا بِكَسْبٍ ، أَوْ سُؤَالٍ ، وَلَيْسَ لَهُ مَنْعُهَا مِنْ ذَلِكَ لِانْتِفَاءِ الْإِنْفَاقِ الْمُقَابِلِ لِحَبْسِهَا ( ، وَعَلَيْهَا رُجُوعٌ ) إلَى مَسْكَنِهَا ( لَيْلًا ) ؛ لِأَنَّهُ وَقْتُ الدِّعَةِ ، وَلَيْسَ لَهَا مَنْعُهُ مِنْ التَّمَتُّعِ ( ثُمَّ ) بَعْدَ الْإِمْهَالِ ( يَفْسَخُ الْقَاضِي ، أَوْ هِيَ بِإِذْنِهِ صَبِيحَةَ الرَّابِعِ ) نَعَمْ إنْ لَمْ يَكُنْ فِي النَّاحِيَةِ قَاضٍ ، وَلَا مُحَكَّمٌ فَفِي الْوَسِيطِ لَا خِلَافَ فِي اسْتِقْلَالِهَا بِالْفَسْخِ ( فَإِنْ سَلَّمَ نَفَقَتُهُ فَلَا ) فَسْخَ لِتَبَيُّنِ زَوَالِ مَا كَانَ الْفَسْخُ لِأَجْلِهِ وَلَوْ سَلَّمَ بَعْدَ الثَّلَاثِ نَفَقَةَ يَوْمٍ ، وَتَوَافَقَا عَلَى جَعْلِهَا مِمَّا مَضَى فَفِي الْفَسْخِ احْتِمَالَانِ فِي الشَّرْحَيْنِ ، وَالرَّوْضَةِ بِلَا تَرْجِيحٍ ، وَفِي الْمَطْلَبِ الرَّاجِحُ مَنْعُهُ

روضة الطالبين - (ج 9 / ص 78)
ولو أراد الإستمتاع بها قال الروياني ليس لها المنع وقال البغوي لها المنع وهو أقرب ولا شك أنها إذا منعت نفسها منه لا تستحق نفقة مدة الإمتناع فلا تثبت دينا عليه

أسنى المطالب شرح روض الطالب - (ج 5 / ص 399
وَلِأَنَّ حَقَّ الزَّوْجِ فَرْضٌ فَلَا يَجُوزُ تَرْكُهُ بِنَفْلٍ فَلَوْ صَامَتْ بِغَيْرِ إذْنِهِ صَحَّ وَإِنْ كَانَ صَوْمُهَا حَرَامًا كَالصَّلَاةِ فِي دَارٍ مَغْصُوبَةٍ قَالَ فِي شَرْحِ مُسْلِمٍ فَإِنْ قِيلَ يَنْبَغِي جَوَازُهُ فَإِنْ أَرَادَ التَّمَتُّعَ تَمَتَّعَ وَفَسَدَ الصَّوْمُ فَالْجَوَابُ أَنَّ صَوْمَهَا يَمْنَعُهُ التَّمَتُّعَ عَادَةً لِأَنَّهُ يَهَابُ انْتِهَاكَ حُرْمَةِ الصَّوْمِ بِالْإِفْسَادِ انْتَهَى وَهَلْ يُلْحَقُ بِهِ فِي ذَلِكَ صَلَاةُ التَّطَوُّعِ فِيهِ نَظَرٌ وَالْأَوْجَهُ لَا لِقِصَرِ زَمَنِهَا

المفصل في الرد على شبهات أعداء الإسلام - (ج 14 / ص 356
للذكر مثل حظ الأنثيين ويلحق بها حالات أخرى مشابهة
ثانيا في حالة الزوجين فالزوج يرث من زوجته ضعف ما ترثه هي منه
أما العلة في الحالة الأولى وهي عدم المساواة في الارث بين أولاد المتوفي وفي أمثالهم من الحالات المشابهة لها من حالات التعصيب فهي مسئولية الانفاق عند الاقتضاء على من تبقى من أسرة المتوفي ونحو ذلك وهذه المسئولية تقع على عاتق الذكور دون الاناث ولذلك يرث الذكور عند ئذ على أساس قاعدة للذكر مثل حظ الانثيين وليس من العدل ان تعطى الأنثى مثل حصة الذكر وهو يتحمل الانفاق مالا تتحمله الأنثى
وعلى هذا الأساس أيضا من العدالة يجري التوارث بين الزوجين حيث أن الزوج يرث من زوجته ضعف

ِالفتاوى الاقتصادية - ج 1 / ص 1
إن الإسلام أباح للمرأة الكسب والعمل خارج منزلها إذا احتاجت إلى ذلك للمساعدة في ضروريات الحياة ولكن حين أباح لها الخروج إلى العمل طلب منها أن لا تخرج ولا تظهر زينتها إلا ما ظهر منها ومنعها أيضا من الخلوة بالرجال وعليه فإنه يجوز تعيين العنصر النسائي في أعمال البنك ما دامت إدارة البنك ملتزمة بتخصيص مكاتب منفصلة لهن وذلك لمنع الخلوة ومع ذلك يجب أن يشترط عليها أن تلتزم بالزي الإسلامي ما دامت تعمل في مؤسسة إسلامية ولا يقبل تعيين أي واحدة منهن إلا إذا قبلت هذا الشرط

2. PENGGREBEKAN
Diskripsi Masalah
Sering kita ketahui di masyarakat Desa, kalau ada orang yang berpacaran disebuah rumah sampai berbuat perzinaan, maka demi ketertiban dan keamanan, masyarakat kampung menggerebek kedua pelaku tersebut kemudian dipaksa untuk nikah.
Tashawur
1) Bagaimana masyarakat dapat tahu bahwa dalam kasus itu terjadi perzinaan?|
2) Pemaksaan yang dimaksud, yang bagaimana?
3) Apakah yang menggrebek masyarakat kampung atau anggota keamanan.
4) Penggrebekan ini dilakukan ditempat, artinya ketangkap basah atau setelahnya?
5) Apabila tidak mau dipaksa kawin, kira-kira konsekuensinya bagaimana?
6) Unsur keterpaksaan ini apakah pada dua orang tersebut atau termasuk di dalamnya juga orang tua. Jawab: pelakunya saja.
7) Pasangan ilegal ini sekufu atau tidak? (jawab: sekufu).

Pertanyaan :
a. Bagaimanakah pandangan fiqh tentang penggrebekan tersebut ?
Tashawur:
Yang ditanyakan apakah penggerebekan saja atau penggerebekan yang sekaligus memaksakan nikah?
Jawab:
Penggerebekan dalam kasus ini boleh bahkan wajib, dengan syarat ada informasi dari orang yang dapat dipercaya (tsiqqoh), tindakan yang dilakukan tidak boleh mengandung unsur kekerasan. Penggerebekan ini dilakukan sebatas sebagai kewajiban untuk mencegah kemungkaran.

إعانة الطالبين - (ج 4 / ص 183
( قوله واقتحام الدور ) أي الدخول فيها من غير إذن صاحبها
( قوله بالظنون ) متعلق بكل من المصادر السابقة
( قوله نعم الخ ) استدراك من قوله ليس لأحد الخ
لأنه يوهم أنه ليس له ذلك ولو أخبره ثقة بشخص اختفى بمنكر الخ مع أنه ليس كذلك فدفع هذا الإيهام بالإستدراك المذكور ( قوله بمن اختفى بمنكر الخ ) أي لإرادة فعل منكر لا يتدارك لو فعل كالقتل والزنا فإنه لا يمكن تداركهما بعد حصولهما بخلاف ما يتدارك كالغصب والسرقة فلا يلزمه فيه ذلك فإنه يمكن تدارك المغصوب بعد غصبه والمسروق بعد سرقته ( قوله لزمه ذلك ) أي ما ذكر من البحث والتجسس واقتحام الدور
( قوله ولو توفق الإنكار ) أي للمنكر أي إزالته
إعانة الطالبين - (ج 4 / ص 173
)قوله يجب الدفع عن منكر ) أي ولو أدى إلى القتل ولا ضمان عليه بل يثاب على ذلك
وعبارة التحفة قال الإمام ولا يختص الخلاف بالصائل بل من أقدم على محرم فهل للآحاد منعه حتى بالقتل قال الأصوليون لا وقال الفقهاء نعم قال الرافعي وهو المنقول حتى قالوا لمن علم شرب خمر أو ضرب طنبور في بيت شخص أن يهجم عليه ويزيل ذلك فإن أبوا قاتلهم فإن قتلهم فلا ضمان عليه ويثاب على ذلك وظاهر أن محل ذلك ما لم يخش فتنة من وال جائر لأن التغرير بالنفس والتعرض لعقوبة ولاة الجور ممنوع

تحفة المحتاج في شرح المنهاج - (ج 39 / ص 393
( قَوْلُهُ : وَلَيْسَ لِأَحَدٍ الْبَحْثُ وَالتَّجَسُّسُ إلَخْ ) عِبَارَةُ شَرْحِ مُسْلِمٍ قَالَ أَيْ إمَامُ الْحَرَمَيْنِ : وَلَيْسَ لِلْآمِرِ بِالْمَعْرُوفِ الْبَحْثُ وَالتَّنْقِيرُ وَالتَّجَسُّسُ وَاقْتِحَامُ الدُّورِ بِالظُّنُونِ ، بَلْ إنْ عَثَرَ عَلَى مُنْكَرٍ غَيَّرَهُ جَهْدَهُ ، هَذَا كَلَامُ إمَامِ الْحَرَمَيْنِ ، وَقَالَ : أَقَضَى الْقُضَاةِ الْمَاوَرْدِيُّ : وَلَيْسَ لِلْمُحْتَسِبِ أَنْ يَبْحَثَ عَمَّا لَمْ يَظْهَرْ مِنْ الْمُحَرَّمَاتِ فَإِنْ غَلَبَ عَلَى الظَّنِّ اسْتِسْرَارُ قَوْمٍ بِهَا لِإِمَارَةٍ وَآثَارٍ ظَهَرَتْ فَذَلِكَ ضَرْبَانِ : أَحَدُهُمَا : أَنْ يَكُونَ فِي انْتِهَاكِ حُرْمَةٍ يَفُوتُ اسْتِدْرَاكُهَا مِثْلُ : أَنْ يُخْبِرَهُ مَنْ يَثِقُ بِصِدْقِهِ أَنَّ رَجُلًا خَلَا بِرَجُلٍ لِيَقْتُلَهُ أَوْ بِامْرَأَةٍ لِيَزْنِيَ بِهَا ؛ فَيَجُوزَ لَهُ فِي مِثْلِ هَذَا الْحَالِ أَنْ يَتَجَسَّسَ وَيَقْدُمَ عَلَى الْبَحْثِ وَالْكَشْفِ حَذَرًا مِنْ فَوَاتِ مَا لَا يُسْتَدْرَكُ ، وَكَذَا لَوْ عَرَفَ ذَلِكَ غَيْرُ الْمُحْتَسِبِ مِنْ الْمُتَطَوِّعَةِ جَازَ لَهُمْ الْإِقْدَامُ عَلَى الْكَشْفِ وَالْإِنْكَارِ

إعانة الطالبين - (ج 4 / ص 183
)قوله وليس لأحد البحث الخ ) قال سيدنا الحبيب عبد الله الحداد في نصائحه الدينية
واعلم أنه ليس بواجب على أحد أن يبحث عن المنكرات المستورة حتى ينكرها إذا رآها بل ذلك محرم لقوله تعالى { ولا تجسسوا } ولقول النبي عليه السلام من يتتبع عورة أخيه يتتبع الله عورته الحديث وإنما الواجب هو الأمر بالمعروف عندما ترى التاركين له في حال تركهم والإنكار للمنكر كذلك فاعلم هذه الجملة فإنا رأينا كثيرا من الناس يغلطون فيها
حاشية الجمل - (ج 21 / ص 330
وَلَيْسَ لِأَحَدٍ الْبَحْثُ وَالتَّجَسُّسُ وَاقْتِحَامُ الدُّورِ بِالظُّنُونِ نَعَمْ إنْ غَلَبَ عَلَى ظَنِّهِ وُقُوعُ مَعْصِيَةٍ وَلَوْ بِقَرِينَةٍ ظَاهِرَةٍ كَإِخْبَارِ ثِقَةٍ جَازَ لَهُ بَلْ وَجَبَ عَلَيْهِ التَّجَسُّسُ إنْ فَاتَ تَدَارُكُهَا كَقَتْلٍ وَزِنًا وَإِلَّا فَلَا وَلَوْ تَوَقَّفَ الْإِنْكَارُ عَلَى الرَّفْعِ لِلسُّلْطَانِ لَمْ يَجِبْ لِمَا فِيهِ مِنْ هَتْكِ عِرْضِهِ وَتَغْرِيمِ الْمَالِ نَعَمْ لَوْ لَمْ يَنْزَجِرْ إلَّا بِهِ جَازَ انْتَهَتْ مَعَ بَعْضِ زِيَادَةٍ ( قَوْلُهُ وَإِحْيَاءِ الْكَعْبَةِ بِحَجٍّ وَعُمْرَةٍ ) وَالْأَقْرَبُ أَنَّهُ لَا بُدَّ فِي الْقَائِمِينَ بِذَلِكَ مِنْ عَدَدٍ يَحْصُلُ بِهِمْ الشِّعَارُ عُرْفًا وَإِنْ كَانُوا مِنْ أَهْلِ مَكَّةَ وَيُفَرَّقُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ إجْزَاءِ وَاحِدٍ فِي صَلَاةِ الْجِنَازَةِ بِأَنَّ الْقَصْدَ ثَمَّ الدُّعَاءُ وَالشَّفَاعَةُ وَهُمَا حَاصِلَانِ بِهِ وَهُنَا الْإِحْيَاءُ وَإِظْهَارُ ذَلِكَ الشِّعَارِ الْأَعْظَمِ فَاشْتُرِطَ فِيهِ عَدَدٌ يَظْهَرُ بِهِ ذَلِكَ ا هـ شَرْحُ م ر وَقَوْلُهُ مِنْ عَدَدٍ يَحْصُلُ بِهِمْ الشِّعَارُ ظَاهِرُهُ وَلَوْ غَيْرَ مُكَلَّفِينَ وَصَرَّحَ بِهِ حَجّ هُنَا وَتَقَدَّمَ لِلشَّارِحِ فِي صَلَاةِ الْجَمَاعَةِ مَا يُفِيدُ خِلَافَهُ .

الفتاوى الهندية - (ج 36 / ص 323
وَلَوْ أَظْهَرَ الْمُسْتَأْجِرُ فِي الدَّارِ شَيْئًا مِنْ أَعْمَالِ الشَّرِّ كَشُرْبِ الْخَمْرِ وَأَكْلِ الرِّبَا أَوْ الزِّنَى أَوْ اللِّوَاطَةِ فَإِنَّهُ يُؤْمَرُ بِالْمَعْرُوفِ وَلَيْسَ لِلْآجِرِ وَلَا لِلْجِيرَانِ أَنْ يُخْرِجُوهُ مِنْ الدَّارِ وَكَذَلِكَ لَوْ اتَّخَذَ دَارِهِ مَأْوًى لِلُّصُوصِ كَذَا فِي خِزَانَةِ الْمُفْتِينَ .

إحياء علوم الدين - (ج 2 / ص 177تحفة المحتاج في شرح المنهاج - (ج 39 / ص 393)
( قَوْلُهُ : وَلَيْسَ لِأَحَدٍ الْبَحْثُ وَالتَّجَسُّسُ إلَخْ ) عِبَارَةُ شَرْحِ مُسْلِمٍ قَالَ أَيْ إمَامُ الْحَرَمَيْنِ : وَلَيْسَ لِلْآمِرِ بِالْمَعْرُوفِ الْبَحْثُ وَالتَّنْقِيرُ وَالتَّجَسُّسُ وَاقْتِحَامُ الدُّورِ بِالظُّنُونِ ، بَلْ إنْ عَثَرَ عَلَى مُنْكَرٍ غَيَّرَهُ جَهْدَهُ ، هَذَا كَلَامُ إمَامِ الْحَرَمَيْنِ ، وَقَالَ : أَقَضَى الْقُضَاةِ الْمَاوَرْدِيُّ : وَلَيْسَ لِلْمُحْتَسِبِ أَنْ يَبْحَثَ عَمَّا لَمْ يَظْهَرْ مِنْ الْمُحَرَّمَاتِ فَإِنْ غَلَبَ عَلَى الظَّنِّ اسْتِسْرَارُ قَوْمٍ بِهَا لِإِمَارَةٍ وَآثَارٍ ظَهَرَتْ فَذَلِكَ ضَرْبَانِ : أَحَدُهُمَا : أَنْ يَكُونَ فِي انْتِهَاكِ حُرْمَةٍ يَفُوتُ اسْتِدْرَاكُهَا مِثْلُ : أَنْ يُخْبِرَهُ مَنْ يَثِقُ بِصِدْقِهِ أَنَّ رَجُلًا خَلَا بِرَجُلٍ لِيَقْتُلَهُ أَوْ بِامْرَأَةٍ لِيَزْنِيَ بِهَا ؛ فَيَجُوزَ لَهُ فِي مِثْلِ هَذَا الْحَالِ أَنْ يَتَجَسَّسَ وَيَقْدُمَ عَلَى الْبَحْثِ وَالْكَشْفِ حَذَرًا مِنْ فَوَاتِ مَا لَا يُسْتَدْرَكُ ، وَكَذَا لَوْ عَرَفَ ذَلِكَ غَيْرُ الْمُحْتَسِبِ مِنْ الْمُتَطَوِّعَةِ جَازَ لَهُمْ الْإِقْدَامُ عَلَى الْكَشْفِ وَالْإِنْكَارِ

قد ذكرنا درجات الأمر بالمعروف وأن أوله التعريف، وثانيه الوعظ، وثالثه التخشين في القول، ورابعه المنع بالقهر في الحمل على الحق بالضرب والعقوبة. والجائز من جملة ذلك مع السلاطين الرتبتان الأوليان وهما: التعريف والوعظ. وأما المنع بالقهر فليس ذلك لآحاد الرعية مع السلطان، فإن ذلك يحرك الفتنة ويهيج الشر، ويكون ما يتولد منه من المحذور أكثر، وأما التخشين في القول كقوله: يا ظالم يا من لا يخاف الله وما يجري مجراه فذاك إن كان يحرك فتنة يتعدى شرها إلى غيره لم يجز، وإن كان لا يخاف إلا على نفسه فهو جائز بل مندوب إليه. فلقد كان من عادة السلف التعرض للأخطار والتصريح بالإنكار من غير مبالاة بهلاك المهجة والتعرض لأنواع العذاب لعلمهم بأن ذلك شهادة.

Zionisme


Istilah Zionisme, berasal dari kata Zion dalam bahasa Ibrani (Yahudi), yang berarti batu. Mak-sudnya, ialah batu bangunan istana yang didirikan oleh Nabi Sulaiman di kota Al-Quds, Yerusalem, Israel.

Kata Zionis ini kemudian dipergunakan sebagai nama suatu ideologi yang diikuti oleh bangsa Yahudi di seluruh dunia, yaitu bahwa bangsa Yahudi akan mendirikan kerajaan Israel Raya dengan Al-Quds sebagai ibu kotanya. Untuk mengetahui lebih jauh tentang Zionis ini, berikut kami paparkan secara lengkap berdasarkan tulisan Dr. Majid Kailany dalam bukunya Al-Khatharush - Shahyuny ‘alal ‘Alamy al-Islamy1)
Banyak sudah pakar yang meneliti hakikat yang melatarbelakangi berbagai peristiwa sejarah. Dari mereka ada kelompok yang membentuk studi khusus, dengan tujuan untuk mengetahui secara pasti tentang rahasia yang ada di balik peperangan antar manusia. Sebagian dari mereka ada yang menghabiskan waktu lebih dari 40 tahun, untuk mengetahui rahasia sejarah, seperti banyak dise-butkan dalam Kitab-Kitab suci. Salah satu dari kisah yang terkenal adalah kisah terusirnya Adam dan istrinya dari Firdaus karena terpengaruh oleh godaan setan. Sejak peristiwa ini, kekuatan jahat tetap menghembuskan racunnya ketengah-tengah umat manusia sampai sekarang. Sejarah ini menyadarkan kita, bahwa setiap peperangan, pergolakan atau kekacauan, yang sering menim-bulkan kehidupan manusia dan materi adalah akibat dari persekongkolan kekuatan jahat terhadap kebenaran.

Berbagai data telah bisa dikumpulkan oleh para pengamat sejarah. Pada prinsipnya, pertikaian yang timbul sepanjang sejarah ternyata bukan melawan musuh berupa manusia, melainkan kekuatan setan di balik kegelapan yang diderita oleh manusia, di seputar orang-orang yang menduduki jabatan penting di dunia. Mereka inilah yang menutup mata bangsa-bangsa dengan kaca mata setan, sehingga tidak bisa melihat ajaran Allah yang maha benar.
Kita sendiri sering melupakan peringatan Kitab Suci, bahwa setan itu adalah lambang kecerdikan, kesesatan dan kelicikan, sekaligus merupakan kekuatan untuk menghancurkan aturan Syariat Tuhan, yang diturunkan untuk mengatur kehi-dupan manusia dengan tenteram, damai, kasih-sayang dan saling menghormati. Pada saat yang sama kita melihat idiologi setan yang mengklaim filsafat sebagai kebenaran, yang dalam istilah politik moderen berfungsi sebagai regim thaghut dan diktator. Idiologi setan itu menciptakan sistem sosial yang membuka peluang lebar bagi timbulnya kebencian, kebobrokan dan pemberangusan kebebasan sejati, yang pada akhirnya mencabik-cabik ikatan keluarga dan masyarakat. Kitab Tilmud atau Taurat orang Yahudi (bukan Taurat Nabi Musa) adalah kisah Perjanjian Lama, yang dijadikan pegangan bagi kekuatan setan untuk menguasai dunia, sehingga bumi ini penuh dengan kejahatan, kedhaliman dan penindasan. Demikian-lah gereja setan yang berdiri di muka bumi, sejak lahirnya berusaha keras mengadakan perse-kongkolan untuk memerangi ajaran Allah.
Ketika Nabi Musa diutus menyampaikan Risalah Tuhan, persekongkolan setan telah sampai pada puncaknya. Dunia yang dikenal pada masa itu telah sepenuhnya dikuasai oleh mereka. Mereka telah menguasai rakyat dan menduduki pos-pos penting dalam berbagai bidang kehidupan. Nabi Musa telah mengetahui ketimpangan itu segera memerangi mereka, dan menjuluki mereka sebagai anak-anak setan (Lucifer). Bahkan Nabi Musa mengungkapkan di muka umum, bahwa mereka itulah orang-orang yang menamakan dirinya Yahudi, dan sekaligus merusak syariat Nabi Musa. Mereka oleh Nabi Musa juga dicap sebagai pendusta yang tidak menganut agama apa pun, disamping juga ‘dikukuhkan’ sebagai rentenir Yahudi. Dengan demikian, Nabi Musa sebagai utusan Allah telah membeberkan hakikat kebu-rukan setan bertubuh manusia. Adalah bagian dari misinya untuk menyelamatkan manusia dari kejahatan setan yang dari masa ke masa terus menyesatkan manusia. Tindakan Musa ini meng-ilhami generasi bangsa-bangsa berikutnya untuk mengetahui persekongkolan setan itu, agar selan-jutnya bisa menghindar. Semoga salam sejahtera dilimpahkan Allah kepada Nabi Musa, semoga pula kita bisa mengambil i’tibar dari beliau dalam memerangi kejahatan setan.

Konspirasi dalam Perjalanan Sejarah
Karena kehendak Allah semata persekongkolan moderen (Konspirasi moderen) terpukul dan terungkap oleh halayak umum pada tahun 1784. Akibat pukulan itu, bukti dan dokumen rahasia banyak yang jatuh ke tangan pemerintah Bavaria. Peristiwa ini terjadi setelah Adam Weiz Howight, salah seorang pendeta Kristen terkemuka dan profesor Theologi pada universitas Angold Stadt di Jerman Murtad dari agamanya. Ia kemudian mengikuti faham Atheisme.
Pada tahun 1770 tokoh-tokoh Yahudi Jerman kemudian menemukan Adam Weiz Howight sebagai seorang cendekiawan yang paling tepat untuk dimanfaatkan, demi kepentingan Yahudi. Mereka segera menghubungi Howight untuk selanjutnya memberi tugas penting, agar Howight bersedia meninjau Kitab Protokol tokoh-tokoh Zion klasik, kemudian menyusunnya kembali berdasar-kan prinsip moderen sebagai langkah untuk menguasai dunia, yaitu dengan meletakkan faham Atheisme dan menghancurkan seluruh ummat manusia. Lebih jelasnya, untuk menghancurkan bangsa lain selain Yahudi (Gentiles), yaitu dengan menyalakan api peperangan dan pembunuhan masal (Genocide), pemberontakan dan membentuk organisasi teroris berdarah dingin, disamping menghancurkan pemerintah yang berlandaskan prinsip kemanusiaan.

Tahun 1776 Howight telah menyelesaikan tugasnya dengan cemerlang, dengan meletakkan dasar-dasar sebagai landasan program berdarah sebagai berikut :
- Menghancurkan pemerintah yang sah, dan men-dongkel ajaran agama dari pemeluknya.
- Memecah-belah bangsa non-Yahudi (Gentiles) menjadi berbagai blok militer yang saling ber-musuhan terus-menerus, dengan menciptakan berbagai masalah antara blok-blok itu, mulai dari masalah ekonomi, sosial, politik, budaya, ras dan seterusnya.
- Mempersenjatai blok-blok agar saling meng-hancurkan.
- Menanamkan benih perpecahan dalam suatu negeri, kemudian memecah-belah lagi menjadi berbagai kelompok, yang saling membenci. Dengan begitu, sendi-sendi agama dan moralitas serta materi yang mereka miliki akan terkuras habis.
- Mewujudkan seluruh cita-cita yang telah disusun secara bertahap, yaitu menghancurkan peme-rintah yang sah serta norma-norma susila, terma-suk ajaran agama dan moralitas yang menjadi pegangan masyarakat.

Ini merupakan langkah pertama untuk menabur benih pergolakan, kebejatan dan kekejaman.
Peranan Howight bukan hanya meletakkan prinsip dasar dalam Konspirasi Internasional itu, melainkan juga menyusun kembali organisasi Freemasonry. Ia diberi kepercayaan untuk menge-palai organisasi rahasia tersebut, dan melaksanakan rencana yang telah disusun dengan nama samaran Perkumpulan Cendekiawan Zion, yang oleh para tokoh Yahudi juga disebut sebagai Perkumpulan Nurani Yahudi. Sebutan ini lebih tepat jika dinis-batkan kepada asal kata ‘An-Naar’ yang berarti ‘api’, daripada kepada kata ‘An-Nur’ yang berarti cahaya. Sebab, cendekiawan yang dimaksud adalah anak-anak setan yang bertubuh manusia. Sedang setan itu menurut Al Qur’an diciptakan dari api. Dan lagi Howight dalam gerakan yang dipimpin-nya menggunakan tipu daya licik, agar hakikat busuk dari rencana kegiatannya tetap merupakan rahasia.

Organisasi bertujuan menciptakan satu peme-rintahan dunia, yang tersendiri dari tokoh-tokoh yang memiliki tingkat intelegensia tinggi. Dengan perkumpulan inilah Howight mampu merekrut sejumlah lebih dari 2000 tokoh kaliber dunia, dengan latar belakang yang berbeda untuk menjadi anggota kelompok nurani, mulai dari ilmuwan, psikolog, ahli ekonomi, politisi, pengusaha dan guru-guru besar berbagai universitas terkemuka. Tidak lama kemudian, Howight berhasil men-dirikan Free Masonry Induk yang disebut The Grand Eastern Lodge, yang dijadikan sebagai pusat dan panutan bagi lain-lain perkumpulan Free Masonry yang tersebar di kota-kota besar dunia.

Taktik Konspirasi
Weiz Howight belum merasa puas dengan prestasi yang telah diraih. Ia melangkah lebih jauh dan membuka hubungan dengan berbagai kalangan tinggi kaum Yahudi untuk meletakkan rencana yang lebih matang, dan sekaligus pelaksanaannya. Disini kita bisa mengukur, sejauh mana rencana gila yang diletakkan oleh anak-anak setan sebagai perangkap terhadap kaum Gentiles. Ini kita ketahui dari dokumen rahasia yang bocor, sehingga rencana rahasia yang telah mereka susun rapi bisa ter-ungkap.
Adapun rencana umum dalam Konspirasi yang harus dipegang oleh para tokoh Free Masonry sepanjang sejarah adalah :
- Menggunakan taktik suap dengan uang, di samping memakai sarana kebebasan seks, dalam upaya menggaet tokoh yang punya kedudukan tinggi dalam bidang akademik, ekonomi, sosial dan lain-lain, yang bisa dijadikan sarana Kon-spirasi. Apabila umpan yang diincar berhasil dijaring masuk perangkap, maka dengan diam-diam para tokoh Freemason mulai melilitkan tali-tali perangkap pembiusan lewat arena politik, ekonomi, sosial, atau menjadikan mangsanya sebagai skandal yang menggemparkan. Tidak jarang para penderita itu mengalami nasib penculikan, penyanderaan, atau bahkan pem-bunuhan, termasuk pula istri dan anak-anak mereka.
- Para tokoh Freemason yang bekerja sebagai pen-didik di berbagai lembaga pendidikan ditu-gaskan untuk memperhatikan anak-anak didik yang berbakat, dan membinanya sebagai sosok manusia yang berpandangan anti nilai-nilai moral dan imnual, sehingga kelak mudah diman-faatkan oleh gerakan Free Masonry.
- Menyiapkan program kerja yang menyangkut kader-kader Freemasonry, untuk memperluas jaringan kerja dengan memusatkan kegiatan pada bidang mass media, melalui surat kabar, majalah, radio dan TV. Jaringan kerja ini harus ditempatkan di bawah pengawasan Perkum-pulan Yahudi Internasional.
- Menguasai alat komunikasi dan mass media untuk dimanfaatkan sebagai senjata dalam membuat berita yang membingungkan, atau memalsukan kenyataan, atau memutar-balik fakta. Maka, kekacauan dunia bisa disetir oleh mereka.

Prancis dan Inggris pada masa itu adalah dua negara adikuasa dunia. Maka Howight menjadikan dua negara itu sebagai target utama untuk dihan-curkan dari dalam oleh persekongkolan Yahudi, untuk kemudian dikuasai. Demikanlah Howight bekerjasama dengan tokoh-tokoh Yahudi dalam proyek rahasia yang punya dua ujung tombak sasaran, yaitu satu sisi menjerumuskan Inggris ke dalam kancah peperangan yang berkepanjangan di berbagai negeri jajahannya, sehingga nyaris mengalami kelumpuhan yang parah. Sisi lain adalah menyalakan api revolusi besar di Perancis yang mampu menggoncangkan masyarakat Perancis tahun 1789.

Setelah selesai merumuskan program di atas, Kaum Nurani Yahudi menugaskan seorang tokoh Freemasonry asal Jerman bernama Tasfaac pada tahun 1784, untuk menyusun program Weiz Howigt dalam bentuk buku yang diberi nama Program Asli yang Unik. Sejak itu buku tersebut menjadi pegangan dan rujukan bagi persekongkolan Internasional. Perkumpulan Freemasonry mengi-rim satu eksemplar buku penting itu kepada beberapa tokoh Yahudi di ibu kota Perancis, untuk mengatur jalannya gejolak revolusi. Namun berkat Rahmat Allah semata, utusan tersebut disambar petir ketika ia sampai di sebuah kota kecil antara Frankfurt dan Paris, dan meninggal dunia saat itu juga. Ketika pasukan keamanan menyelidiki untuk mengetahui sebab kematiannya, dokumen penting yang ada dalam saku mantelnya sangat menge-jutkan mereka. Dokumen tersebut segera disam-paikan kepada yang berwajib di kerajaan Bavaria.

Penguasa Bavaria mempelajari dokumen terse-but dengan penuh perhatian. Setelah itu, pemerin-tah segera mengeluarkan instruksi kepada pasukan keamanan untuk menduduki sarang Freemasonry The Grand Eastern Lodge, yang dipimpin oleh Weiz Howight itu. Demikian pula nama-nama Kaum Nurani Yahudi yang terdapat dalam doku-men tersebut tidak luput dari penggerebekan pasukan keamanan. Di kediaman mereka itu pula ditemukan dokumen penting lainnya mengenai program Yahudi. Pemerintah Bavaria menyadari kejahatan program Perkumpulan Gereja tertinggi Yahudi yang bersekongkol dengan sejumlah konglomerat internasional dalam sebuah organisasi rapi dan mengerikan, sampai tingkat yang sukar dijangkau oleh hayalan manusia. Pemerintah Bavaria menyadari sepenuhnya adanya bahaya program setan tersebut terhadap dunia kese-luruhan. Maka pemerintah memandang perlu menyebarluaskan dokumen itu kepada raja-raja di Eropa dan para tokoh gereja. Akan tetapi ternyata para tokoh Yahudi dan para pemilik modal inter-nasional telah lama menyusup ke dalam jaringan pemerintah negara-negara Eropa. Mereka masih tetap mampu dengan mudah membungkam mulut para raja dan para tokoh gereja itu.

Peristiwa kebocoran rahasia di atas dijadikan pelajaran berharga oleh Perkumpulan Konspirasi Yahudi. Para tokohnya bersikap lebih berhati-hati dan lebih waspada dalam kondisi apa pun. Sejak itu pergerakan mereka nyaris menghilang dari permukaan, meskipun kegiatan mereka sebenarnya masih berjalan seperti biasa. Hanya saja, kegiatan mereka selanjutnya banyak dialihkan masuk ke dalam perkumpulan Freemasonry yang lain, yang disebut The Blue Masonry dengan tujuan mendi-rikan sebuah organisasi Masonry di dalam Masonry itu sendiri. Mereka sepakat memperluas jaringan kerja yang anggotanya terdiri atas beberapa tokoh Yahudi nomer wahid, agar program rahasia mereka tidak mudah bocor keluar. Pemilihan anggota inti dilakukan lewat pemantauan dan pertimbangan mendalam, diambil dari anggota perkumpulan rahasia itu, terutama dari mereka yang menganut faham atheisme, dan tidak berpegang pada prinsip moral. Faktor yang amat dipentingkan ialah mereka harus berdedikasi tinggi kepada Freemasonry.

Perkumpulan rahasia tidak jarang menggunakan kegiatan bakti sosial, sebagai kedok untuk menu-tupi rencana jahat yang disembunyikan di balik layar, seperti kasus yang menimpa John Robinson, seorang guru Filsafat pada Universitas Scotlandia. Ia tidak menyadari telah terperangkap dalam ja-ringan program Yahudi Internasional itu. Ia meng-adakan perjalanan ke berbagai negara Eropa, untuk mempelajari program kerja yang telah disusun oleh Weiz Howight, dengan tujuan membentuk peme-rintahan diktator yang ideal, yang menguasai dunia. Pada mulanya John Robinson meragukan program kerja Yahudi itu. Namun keraguannya segera berubah menjadi yakin, setelah ia mengetahui peran perkumpulan Yahudi pada Revolusi Perancis pada tahun 1789, dan pengaruh mereka terhadap tokoh-tokoh gereja dan pemerintah Perancis. Maka ia segera menyadari bahaya yang mengancam negara-nya Inggris, dan segera menulis surat tentang bahaya persekongkolan Yahudi yang diberi judul Keterangan. Namun peringatan itu tidak mampu menggugah pemerintah negaranya disebabkan oleh besarnya pengaruh Yahudi, khususnya setelah berdirinya Bank Inggris atas persekongkolan mereka.
Adapun di Amerika Serikat, Freemasonry dikatakan relatif lebih muda. Meskipun relatif muda, perkumpulan tersebut sudah tersebar di seluruh negeri. Mula-mula para tokoh Yahudi kesulitan, karena adanya peringatan dari Rektor Universitas Harvard, David Robin kepada segenap mahasiswa dan alumninya tentang pengaruh Yahudi yang terus meningkat di kalangan gereja dan para tokoh politik. Mereka itu sudah menjadi sekutu bagi seorang tokoh bernama Mr. Jefferson, yaitu murid Weis Howight yang kembali ke Amerika untuk terjun ke dalam kancah politik dengan dukungan Yahudi.

Seorang calon Presiden AS yang kuat, John Kowinsky Adams juga merasakan jeratan perse-kongkolan ini, terutama karena melihat peran yang dimainkan oleh Jefferson, ditinjau dari sudut gerakan Freemasonry dalam upaya mewujudkan cita-cita Yahudi untuk menguasai Amerika. Maka J-K Adams segera mengirimkan karyanya kepada kawannya, Kolonel William Stone dan menjelaskan tentang hakikat persekongkolan Yahudi. Tulisan tersebut masih tersimpan di perpustakaan Ritonburg Square Philadelphia.

Free Masonry
Free Mason terdiri dari dua kata, “Free” dan “mason”. Free artinya merdeka dan mason artinya tukang bangunan. Freemason berarti tukang bangunan yang merdeka.
Freemason adalah organisasi Yahudi Inter-nasional yang tidak ada hubungannya dengan tukang-tukang bangunan yang terdapat pada abad pertengahan. Freemason di atas juga tidak ada hubungannya dengan kegiatan pembangunan kapal atau katedral besar seperti yang banyak diduga oleh sebagian orang.
Tetapi organisasi Freemason ini selalu bekerja untuk menghancurkan kesejahteraan manusia, merusak kehidupan politik, ekonomi dan sosial negara-negara yang ditempatinya. Juga berusaha merusak bangsa dan pemerintahan non-Yahudi (Goyim, pent.)

Tujuan akhir dari gerakan Freemason adalah mengembalikan bangunan Haikal Sulaiman2) yang terletak di masjidil Aqsa, daerah Al-Quds yang diduduki Israel, mengibarkan bendera Israel serta mendirikan pemerintahan Zionis Internasional, seperti yang diterapkan dalam Protokol para cendekiawan Zionis.
Buku Protokol ini berisikan langkah-langkah yang telah ditetapkan oleh para hakkom, catatan pembicaraan yang dilakukan di dalam tiap rapat mereka, serta berisikan dua puluh empat bagian (ayat) yang mencakup rencana politik, ekonomi, dan keuangan, dengan tujuan menghancurkan setiap bangsa dan pemerintahan non-Yahudi serta menyi-apkan jalan penguasaan bagi orang-orang Yahudi terhadap dunia Internasional.

Seorang hakkom bernama Ishaq Weis di dalam majalah Israel Amerika mengatakan : Freemason menurut sejarahnya, derajat dan pengejarannya adalah merupakan sebuah yayasan Yahudi. Kata-kata sandi dan upacara ritual yang ada di dalam Freemason dari A sampai Z-nya adalah berjiwa Yahudi.”
Freemason adalah nama baru dari gerakan rahasia yang dibuat oleh sembilan orang Yahudi di Palestina pada tahun 37 M, yang dimaksudkan sebagai usaha untuk melawan agama Masehi, pemeluk-pemeluknya dengan cara pembunuhan terhadap orang per orang.

Kemudian datanglah Islam menghadapi ge-rakan rahasia ini sebagaimana agama Masehi dahu-lu menghadapi kekuatan tersebut yang meng-gunakan senjata yang sama.
Freemason menempatkan dirinya sebagai musuh terhadap agama Masehi maupun agama Islam. Pada tahun 1717 M gerakan rahasia ini me-langsungkan seminar di London di bawah pim-pinan Anderson. Ia secara formal menjabat sebagai kepala gereja Protestan, tetapi pada hakikatnya adalah seorang Yahudi. Dalam seminar inilah gerakan rahasia tersebut memakai nama Freemason sebagai nama barunya.

Awal Penyatuan Gerakan Zionis
Pada tahun 1895 orang-orang Yahudi meng-adakan kongres yang pertama di kota Bale Swistzerland, dihadiri oleh anggotanya sekitar 300 orang yang mewakili 50 oganisasi Zionis yang bertebaran di seluruh dunia. Pertemuan periodik semacam itu terus berlangsung dari masa ke masa, di tempat yang dipandang cocok oleh pimpinan mereka. Tujuannya ialah menganalisa strategi mereka yang akan dilancarkan demi mencapai maksud.

Pada kongres mereka yang pertama itu mereka telah meletakkan satu garis strategi yang amat rahasia, yaitu penghancuran seluruh dunia dan menjadikannya budak-budak Zionis. Setelah itu mereka akan mendirikan pemerintahan Zionis Inter-nasional dengan ibukotanya El-Quds (Yerusalem) pada periode pertama, yang akan berakhir di Roma. Keputusan ini dituang dengan amat rahasia tetapi Allah berkehendak lain. Seorang wanita Perancis (anggota gerakan Freemasonry) berhasil mengintip pertemuan rahasia itu dan dibongkarlah fitnah itu. Wanita itu berhasil mencuri sebagian dari kepu-tusan kongres itu dan membawanya lari ke Rusia. Dokumen itu diserahkan kepada Alexis Nicolai Niefnitus, tokoh pimpinan Rusia Timur di zaman Kaisar.

Pada tahun 1901 dokumen itu diserahkan kepada seorang pendeta gereja Orthodox yang bernama Prof. Sergyei Nilus, kemudian dianalisa dengan cermat dan dicocokkan dengan situasi saat itu. Mereka menjadi sadar akan bahaya yang amat besar apabila kaum Zionis berhasil melaksanakan rencana jahat mereka.
Estimasi para ahli Rusia itu antara lain :
- Keruntuhan Kekaisaran Rusia dan diganti dengan pemerintahan komunis.
- Kembalinya orang-orang Yahudi ke Palestina.
- Pecahnya perang dunia untuk pertama kalinya dalam sejarah, dimana yang kalah maupun yang menang sama-sama rugi.
- Tersebarnya kerusakan dan kekafiran di persada bumi dan lain-lain.
- Pada tahun 1902 dokumen rahasia Zionis itu diterbitkan dalam bentuk buku berbahasa Rusia oleh Prof.

Nilus dengan judul “PROTOKOLAT ZIONISME”. Dalam kata pengantarnya Prof. Nilus berseru kepada bangsanya agar berhati-hati akan satu bahaya yang belum terjadi. Dengan seruan itu terbongkarlah niat jahat Yahudi, dan hura-hura pun tak bisa dikendalikan lagi, dimana saat itu telah terbantai lebih kurang 10.000 orang Yahudi. Theodor Herzl, tokoh Zionis Internasional berteriak geram atas terbongkarnya Protokolat mereka yang amat rahasia itu, karena tercuri dari pusat penyim-panannya yang dirahasiakan, dan penyebar-luasannya sebelum saatnya akan membawa ben-cana. Peristiwa pembantaian atas orang-orang Yahudi itu mereka rahasiakan. Lalu mereka ber-gegas membeli dan memborong habis semua buku itu dari toko-toko buku. Untuk itu, mereka tidak segan-segan membuang beaya apa saja yang ada, seperti ; emas, perak, wanita, dan sarana apa saja, asal naskah-naskah itu bisa disita oleh mereka. Mereka menggunakan semua pengaruhnya di Inggris, supaya Inggris mau menekan Rusia untuk menghentikan pembantaian terhadap orang-orang Yahudi di sana. Semua itu bisa terlaksana setelah usaha yang amat berat.

Pada tahun 1905 kembali Prof. Nilus mencetak ulang buku itu dengan amat cepat dan meng-herankan. Pada tahun 1917 kembali dicetak lagi, akan tetapi para pendukung Bolshvic menyita buku protokolat itu dan melarangnya sampai saat ini. Namun sebuah naskah lolos dari Rusia dan diselun-dupkan ke Inggris oleh seorang wartawan surat kabar Inggris “The Morning Post” yang bernama Victor E.Mars dan dalam usahanya memuat berita revolusi Rusia. Ia segera mencarinya di perpus-takaan Inggris, maka didapatinya estimasi tentang akan terjadinya revolusi komunis. Ini sebelum lima belas tahun terjadi, yakni di tahun 1901. Kemudian wartawan itu menterjemahkan Protokolat Zionis itu ke dalam bahasa Inggris dan dicetak pada tahun 1912. Hingga kini tidak ada satu pun penerbit di Inggris yang berani mencetak Protokolat Zionis itu, karena kuatnya pengaruh mereka di sana. Demikian pula terjadi di Amerika. Kemudian buku itu muncul dicetak di Jerman pada tahun 1919 dan tersebar luas ke beberapa negara. Akhirnya buku itu diterjemah-kan ke dalam bahasa Arab, antara lain oleh Muhammad Khalifah At-Tunisi dan dimuat dalam majalah Mimbarusy-Syarq tahun 1950. Perlu diketahui, bahwa tidak ada orang yang berani mempublikasikan Protokolat itu, kecuali ia berani menghadapi tantangan dan kritik pedas pada koran-koran mereka, sebagaimana yang dialami oleh penerjemah ke dalam bahasa Arab yang dikecam dalam dua koran berbahasa Perancis yang terbit di Mesir.

Di antaranya pengamatan kita tentang Proto-kolat itu, kita ketahui sarana yang mereka gunakan dalam usaha mereka yang amat serius untuk menghancurkan dunia. Banyak di antara yang berminat menganalisa Protokolat itu berhasil di Barat. Dari situ mereka mengetahui dengan jelas, apa yang sesungguhnya dikerjakan oleh orang-orang Yahudi Zionis untuk mencapai cita-citanya, khususnya di dunia Arab, yang kondisinya seka-rang ini menghadapi berbagai kesulitan dalam kehidupan. Banyak organisasi yang berkedok Nasionalis mempengaruhi para pemimpin kita, atau ikut menggariskan landasan bagi masyarakat kita, yang pada hakikatnya adalah kaki-tangan Zionis yang bekerja menghancurkan kubu-kubu kita dari dalam. Tujuannya tiada lain ialah agar kita menyerah kepada Zionis Internasional, sebagai-mana negara-negara Barat yang salibis terlebih dahulu menyerah di bawah pengaruh mereka.

Adakalanya organisasi itu murni produk salib-isme pendengki, atau mungkin juga produk oknum-oknum mereka yang sudah terbius, sehingga mereka tidak sadar telah ikut serta menyukseskan tujuan Zionis. Aku telah berusaha keras untuk mengungkapkan kedok mereka yang terjaring oleh organisasi-organisasi itu, untuk mengetahui sumber pengaruh yang dipakainya. Aku mulai dari titik subversi yang akan menanamkan pengaruh yang kuat di dunia Islam, sampai ke tingkat seluruh sarana kehidupan, dan juga menyangkut orang yang paling membenci Yahudi sekali pun, yang tidak mustahil menjadi antek Zionis tanpa harus menerima upah sesen pun. Aku tidak membang-gakan diriku sebagai orang yang paling mengerti. Banyak pula di kalangan intelektual dan wartawan yang lebih faham tentang metode Zionisme, tetapi tidak sedikit siaran radio yang mengumandangkan suara mereka di samping penulisan-penulisan di media pers. Inilah yang amat mengherankan dan mengandung tanda tanya besar. Anehnya, para penanggung-jawab itu tidak melancarkan jihad kepada mereka di semua lapangan kehidupan. Dan yang lebih mengherankan lagi ialah, masih adanya pemimpin yang berkedok pembaharu yang mau dipaksakan menjalankan konsep-konsep Zionis dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan rakyatnya sendiri. Inilah bahaya yang amat besar yang apabila kita tidak waspada bisa menjebak kita masuk ke lingkaran mata rantai Zionisme Inter-nasional. Lewat siasat inilah mereka mengharapkan kemenangan mutlak.?

Ilmu

SUARA HATI
UNTUK PARA PENUNTUT ILMU


Inilah nasehat dari hati ke hati, dari hati yang penuh dengan kesedihan dikarenakan fenomena permusuhan, perdebatam, celaan dan saling menghajr di antara para penuntut ilmu
Dari hati yang penuh dengan kepedihan dikarenakan perpecahan, perselisihan dan pertikaian
Dari hati yang sakit dikarenakan banyaknya orang yang ragu dan bimbang di dalam mencari kebenaran beserta para penegaknya
Kepada hati yang memahami kata-kata ini
Kepada hati yang senantiasa berbaik sangka
Kepada hati yang merasa sakit terhadap fenomena yang menimpa para penuntut ilmu
Ini semuanya… Bertujuan agar kita mempersatukan barisan dan kalimat sesuai dengan bimbingan kitab Rabb kita Azza wa Jalla dan Sunnah Nabi kita Shallallahu ‘alaihi wa Salam serta manhaj para salaf kita yang shalih Ridlwanhullahu ‘alaihi ajma’in…

Tentang Niat
Ali bin Fudhail berkata kepada ayahnya, “Wahai ayahku, betapa manisnya perkataan para Sahabat Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Salam.”
Ayahnya berkata, “Wahai anakku, apakah kamu mengetahui apakah yang menyebabkan perkataan mereka menjadi manis?”
Ali menjawab, “Tidak wahai ayahku.”
Ayahnya berkata, “Karena dengan perkataan tersebut mereka menginginkan Alloh.”1
Abdullah bin Muhammad bin Munazzil bercerita, bahwa Hamdun bin Ahmad pernah ditanya : “Kenapa perkataan salaf lebih bermanfaat daripada perkataan kita?”
Hamdun menjawab, “Karena mereka berbicara demi kemuliaan Islam, kesematan jiwa-jiwa dan keridhaan ar-Rahman. Sedangkan kita berbicara demi kemuliaan diri sendiri, mencari dunia dan ketenaran di hadapan manusia.”

Tentang Nasehat Menasehati
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda : “Agama itu nasehat”, kami bertanya, “untuk siapa?”, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam menjawab : “Untuk Alloh, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin dan kaum muslimin secara umum.” (HR Bukhari, no. 55).
Di antara hal yang paling berharga yang saya peroleh dari guru saya yang mulia, Ali bin Hasan bin Abdul Hamid al-Halabi al-Atsari –semoga Alloh menjaga dan meluruskan langkah beliau-, beliau berkata kepadaku : “Wahai saudaraku, jika kamu melihat kesalahan padaku, maka wajib bagimu untuk menegur kesalahanku tersebut. Jika hal itu salah, maka saya pasti akan bertaubat. Jika saya nilai teguranmu salah, niscaya saya akan menjelaskan yang benar…2
Kemudian wahai saudaraku, janganlah kamu sembunyikan apa yang kamu lihat di dalam hatimu, padahal hal itu kamu nilai sebagai suatu kesalahan. Saya adalah seorang manusia yang bisa salah dan akan salah serta bersalah. Jika kamu tinggalkan teguran, niscaya akan bertumpuk kesalahan-kesalahanku sampai menjadi suatu kebencian antara diriku dan dirimu, dan ini adalah perkara yang saya tidak menyukainya dan tidak menginginkannya.”

Tentang Menetapi Kejujuran
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda : “Wajib atas kalian untuk berpegang teguh dengan kejujuran, karena sesungguhnya kejujuran itu akan membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu akan membawa kepada surga, dan seorang yang senantiasa jujur dan menetapi kejujuran, niscaya akan dicatat di sisi Alloh sebagai seorang yang amat jujur. Dan berhati-hatilah kalian dari berdusta, karena sesungguhnya kedustaan itu akan membawa kepada kejahatan dan kejahatan akan membawa kepada neraka, dan seorang yang senantiasa berdusta dan berpegang teguh dengan kedustaan niscaya akan dicatat di sisi Alloh sebagai seorang pendusta.” (HR Muslim, no. 2607, 105 dan ini lafazhnya dan juga oleh al-Bukhari no. 6094).
Alloh berfirman : “Sesungguhnya Alloh tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta.” (QS Al-Mukmin : 28)
Alloh berfirman : “Dan sesungguhnnya telah merugi orang-orang yang mengada-adakan kedustaan.” (QS Thoha : 61).
Alloh berfirman : “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, pengelihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungan jawabnya.” (QS al-Isra’ : 36).

Tentang Hasad dan Pelakunya
Sangat disayangkan, ada di antara para penuntut ilmu syar’i yang memiliki sifat hasad. Dan sangat disayangkan lagi, orang tersebut ketika dia berusaha menghilangkan nikmat dari orang yang dia hasadi, dia menjadikan sifat hasadnya itu berkedok agama seolah-olah untuk mendekatkan diri kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala, dengan tujuan agar nampak di hadapan masyarakat, bahwa tujuannya adalah demi menjaga dan melindungi Islam dan kaum muslimin.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda : “Berhati-hatilah kalian dari berprasangka, karena sesungguhnya prasangka itu adalah perkataan yang paling dusta. Janganlah kalian saling berbuat najasy3. Janganlah kalian saling berlaku hasad dan saling membenci serta mengunggulkan diri. Akan tetapi jadilah kalian hamba-hamba yang bersaudara.” (HR al-Bukhari).

Tentang Fitnah
Betapa banyak orang yang tenggelam di dalam fitnah, bahkan betapa banyak para pemicu fitnah!!! Alloh Ta’ala berfirman : “Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. dan Ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” (QS al-Anfaal : 25)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda : “Ya Alloh, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari kembali kepada kekufuran (murtad) atau terfitnah dalam urusan agama kami.” (HR al-Bukhari no. 6593 dan Muslim, no. 2293).

Tentang Perpecahan dan Perselisihan
Alloh Ta’ala berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung. Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. mereka Itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat, Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): "Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu".” (QS Ali Imran : 102-106)
Dan Alloh berfirman : “Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama-Nya dan mereka menjadi bergolongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah, Kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang Telah mereka perbuat.” (QS al-An’am : 159)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu berkata : “Perselisihan itu tercela dari dua sisi, terkadang sebabnya adalah niat yang jelek dikarenakan di dalam jiwanya ada kezhaliman, hasad dan keinginan menjadi terkemuka di muka bumi dengan cara yang buruk atau yang semisal dengannya, maka hal ini akan menjadikannya senantiasa mencela perkataan dan perbuatan orang lain, atau berusaha mengalahkannya dengan tujuan tampil beda, atau senang terhadap perkataan yang sesuai dengannya, baik karena senasab, semadzhab atau nepotisme dan yang semisalnya. Dikarenakan hal itu akan menjadikannya dihormati dan mendapatkan kepemimpinan. Dan betapa banyaknya hal ini terjadi di antara bani Adam. Ini merupakan suatu kezhaliman yang terkadang juga sebabnya adalah kebodohan kedua belah fihak yang berselisih tentang hakekat permasalahan yang mereka perselisihkan. Atau kebodohan tentang dalil yang bisa memuaskan fihak yang lain atau kebodohan salah satu fihak akan kebenaran yang ada di fihak lain, baik dari segi hukum ataupun dalilnya, atau tidak tahu siapa orangnya yang bisa menunjukkan kebenaran baik dari segi hokum maupun dalilnya.”

Berusaha Keras Untuk Memasukkan Manusia ke Dalam Manhaj Yang Benar, Bukan Malah Mengeluarkan Mereka Darinya
Wajib bagi para penuntut ilmu untuk berusaha keras memasukkan dan membimbing manusia agar masuk ke dalam manhaj yang benar, bukannya malah menjadikan mereka menjauh atau bahkan mengusir mereka dengan alasan demi menjaga manhaj dari orang-orang yang memiliki syubhat-syubhat.
Subhanalloh!!! Seakan-akan mereka telah bersih dari berbagai syubuhat dan mencapai derajat para Malaikat dan Nabi.
Wahai pemilik propaganda ini, wajib bagi kalian mengoreksi diri kalian terlebih dahulu4, dan jika kalian bisa memperbaiki kesalahan dan syubhat yang menimpa saudara-saudara kalian, maka lakukanlah tanpa menjadikan mereka keluar atau terusir –seperti yang dilakukan kaum hizbiyun-5. Jika kalian tidak bisa melakukan itu, maka tinggalkanlah mereka untuk dinasehati oleh orang-orang yang berpengaruh terhadap mereka dan mampu mengobati mereka dengan cara yang lebih baik dan lurus.

Menggelari Manusia Dengan Gelar-Gelar Khusus Bagi Ahli Bid’ah
Sangat disayangkan, sebagian pemuda kita memilih metode menggelari manusia dengan gelar-gelar yang tidak pantas, sehingga mereka akan lari menjauh.
Tindakan ini sangat mirip dengan orang-orang yang berpemikiran takfir6, Anda akan mendapati di antara mereka ada seseorang yang tidak duduk di dalam suatu majlis melainkan membicarakan masalah takfir, si A kafir, pro ini kafir, umat ini kafir dan seterusnya… sampai-sampai ia menilai semua orang kafir kecuali dirinya dan orang-orang yang mendukungnya.7
Begitulah para pemuda –semoga Alloh Azza wa Jalla memberikan petunjuk kepada mereka-, mereka tidaklah duduk di suatu majlis melainkan mengatakan Qutbi, Sururi8 dan ini termasuk ahlul bid’ah dan ini ahlul ahwa’, yang ini sesat menyesatkan dan yang ini dianggap seperti mencela, dan ini… sampai dia berpendapat tiada seorangpun yang berada di atas manhaj yang benar kecuali dirinya dan yang mendukungnya, sedangkan yang lainnya menyimpang dan sesat…9.
Alloh Ta’ala berfirman : “(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. padahal dia pada sisi Allah adalah besar.” (QS an-Nuur : 15).

Ilmu

SUARA HATI
UNTUK PARA PENUNTUT ILMU


Inilah nasehat dari hati ke hati, dari hati yang penuh dengan kesedihan dikarenakan fenomena permusuhan, perdebatam, celaan dan saling menghajr di antara para penuntut ilmu
Dari hati yang penuh dengan kepedihan dikarenakan perpecahan, perselisihan dan pertikaian
Dari hati yang sakit dikarenakan banyaknya orang yang ragu dan bimbang di dalam mencari kebenaran beserta para penegaknya
Kepada hati yang memahami kata-kata ini
Kepada hati yang senantiasa berbaik sangka
Kepada hati yang merasa sakit terhadap fenomena yang menimpa para penuntut ilmu
Ini semuanya… Bertujuan agar kita mempersatukan barisan dan kalimat sesuai dengan bimbingan kitab Rabb kita Azza wa Jalla dan Sunnah Nabi kita Shallallahu ‘alaihi wa Salam serta manhaj para salaf kita yang shalih Ridlwanhullahu ‘alaihi ajma’in…

Tentang Niat
Ali bin Fudhail berkata kepada ayahnya, “Wahai ayahku, betapa manisnya perkataan para Sahabat Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Salam.”
Ayahnya berkata, “Wahai anakku, apakah kamu mengetahui apakah yang menyebabkan perkataan mereka menjadi manis?”
Ali menjawab, “Tidak wahai ayahku.”
Ayahnya berkata, “Karena dengan perkataan tersebut mereka menginginkan Alloh.”1
Abdullah bin Muhammad bin Munazzil bercerita, bahwa Hamdun bin Ahmad pernah ditanya : “Kenapa perkataan salaf lebih bermanfaat daripada perkataan kita?”
Hamdun menjawab, “Karena mereka berbicara demi kemuliaan Islam, kesematan jiwa-jiwa dan keridhaan ar-Rahman. Sedangkan kita berbicara demi kemuliaan diri sendiri, mencari dunia dan ketenaran di hadapan manusia.”

Tentang Nasehat Menasehati
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda : “Agama itu nasehat”, kami bertanya, “untuk siapa?”, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam menjawab : “Untuk Alloh, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin dan kaum muslimin secara umum.” (HR Bukhari, no. 55).
Di antara hal yang paling berharga yang saya peroleh dari guru saya yang mulia, Ali bin Hasan bin Abdul Hamid al-Halabi al-Atsari –semoga Alloh menjaga dan meluruskan langkah beliau-, beliau berkata kepadaku : “Wahai saudaraku, jika kamu melihat kesalahan padaku, maka wajib bagimu untuk menegur kesalahanku tersebut. Jika hal itu salah, maka saya pasti akan bertaubat. Jika saya nilai teguranmu salah, niscaya saya akan menjelaskan yang benar…2
Kemudian wahai saudaraku, janganlah kamu sembunyikan apa yang kamu lihat di dalam hatimu, padahal hal itu kamu nilai sebagai suatu kesalahan. Saya adalah seorang manusia yang bisa salah dan akan salah serta bersalah. Jika kamu tinggalkan teguran, niscaya akan bertumpuk kesalahan-kesalahanku sampai menjadi suatu kebencian antara diriku dan dirimu, dan ini adalah perkara yang saya tidak menyukainya dan tidak menginginkannya.”

Tentang Menetapi Kejujuran
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda : “Wajib atas kalian untuk berpegang teguh dengan kejujuran, karena sesungguhnya kejujuran itu akan membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu akan membawa kepada surga, dan seorang yang senantiasa jujur dan menetapi kejujuran, niscaya akan dicatat di sisi Alloh sebagai seorang yang amat jujur. Dan berhati-hatilah kalian dari berdusta, karena sesungguhnya kedustaan itu akan membawa kepada kejahatan dan kejahatan akan membawa kepada neraka, dan seorang yang senantiasa berdusta dan berpegang teguh dengan kedustaan niscaya akan dicatat di sisi Alloh sebagai seorang pendusta.” (HR Muslim, no. 2607, 105 dan ini lafazhnya dan juga oleh al-Bukhari no. 6094).
Alloh berfirman : “Sesungguhnya Alloh tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta.” (QS Al-Mukmin : 28)
Alloh berfirman : “Dan sesungguhnnya telah merugi orang-orang yang mengada-adakan kedustaan.” (QS Thoha : 61).
Alloh berfirman : “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, pengelihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungan jawabnya.” (QS al-Isra’ : 36).

Tentang Hasad dan Pelakunya
Sangat disayangkan, ada di antara para penuntut ilmu syar’i yang memiliki sifat hasad. Dan sangat disayangkan lagi, orang tersebut ketika dia berusaha menghilangkan nikmat dari orang yang dia hasadi, dia menjadikan sifat hasadnya itu berkedok agama seolah-olah untuk mendekatkan diri kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala, dengan tujuan agar nampak di hadapan masyarakat, bahwa tujuannya adalah demi menjaga dan melindungi Islam dan kaum muslimin.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda : “Berhati-hatilah kalian dari berprasangka, karena sesungguhnya prasangka itu adalah perkataan yang paling dusta. Janganlah kalian saling berbuat najasy3. Janganlah kalian saling berlaku hasad dan saling membenci serta mengunggulkan diri. Akan tetapi jadilah kalian hamba-hamba yang bersaudara.” (HR al-Bukhari).

Tentang Fitnah
Betapa banyak orang yang tenggelam di dalam fitnah, bahkan betapa banyak para pemicu fitnah!!! Alloh Ta’ala berfirman : “Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. dan Ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” (QS al-Anfaal : 25)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda : “Ya Alloh, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari kembali kepada kekufuran (murtad) atau terfitnah dalam urusan agama kami.” (HR al-Bukhari no. 6593 dan Muslim, no. 2293).

Tentang Perpecahan dan Perselisihan
Alloh Ta’ala berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung. Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. mereka Itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat, Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): "Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu".” (QS Ali Imran : 102-106)
Dan Alloh berfirman : “Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama-Nya dan mereka menjadi bergolongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah, Kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang Telah mereka perbuat.” (QS al-An’am : 159)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu berkata : “Perselisihan itu tercela dari dua sisi, terkadang sebabnya adalah niat yang jelek dikarenakan di dalam jiwanya ada kezhaliman, hasad dan keinginan menjadi terkemuka di muka bumi dengan cara yang buruk atau yang semisal dengannya, maka hal ini akan menjadikannya senantiasa mencela perkataan dan perbuatan orang lain, atau berusaha mengalahkannya dengan tujuan tampil beda, atau senang terhadap perkataan yang sesuai dengannya, baik karena senasab, semadzhab atau nepotisme dan yang semisalnya. Dikarenakan hal itu akan menjadikannya dihormati dan mendapatkan kepemimpinan. Dan betapa banyaknya hal ini terjadi di antara bani Adam. Ini merupakan suatu kezhaliman yang terkadang juga sebabnya adalah kebodohan kedua belah fihak yang berselisih tentang hakekat permasalahan yang mereka perselisihkan. Atau kebodohan tentang dalil yang bisa memuaskan fihak yang lain atau kebodohan salah satu fihak akan kebenaran yang ada di fihak lain, baik dari segi hukum ataupun dalilnya, atau tidak tahu siapa orangnya yang bisa menunjukkan kebenaran baik dari segi hokum maupun dalilnya.”

Berusaha Keras Untuk Memasukkan Manusia ke Dalam Manhaj Yang Benar, Bukan Malah Mengeluarkan Mereka Darinya
Wajib bagi para penuntut ilmu untuk berusaha keras memasukkan dan membimbing manusia agar masuk ke dalam manhaj yang benar, bukannya malah menjadikan mereka menjauh atau bahkan mengusir mereka dengan alasan demi menjaga manhaj dari orang-orang yang memiliki syubhat-syubhat.
Subhanalloh!!! Seakan-akan mereka telah bersih dari berbagai syubuhat dan mencapai derajat para Malaikat dan Nabi.
Wahai pemilik propaganda ini, wajib bagi kalian mengoreksi diri kalian terlebih dahulu4, dan jika kalian bisa memperbaiki kesalahan dan syubhat yang menimpa saudara-saudara kalian, maka lakukanlah tanpa menjadikan mereka keluar atau terusir –seperti yang dilakukan kaum hizbiyun-5. Jika kalian tidak bisa melakukan itu, maka tinggalkanlah mereka untuk dinasehati oleh orang-orang yang berpengaruh terhadap mereka dan mampu mengobati mereka dengan cara yang lebih baik dan lurus.

Menggelari Manusia Dengan Gelar-Gelar Khusus Bagi Ahli Bid’ah
Sangat disayangkan, sebagian pemuda kita memilih metode menggelari manusia dengan gelar-gelar yang tidak pantas, sehingga mereka akan lari menjauh.
Tindakan ini sangat mirip dengan orang-orang yang berpemikiran takfir6, Anda akan mendapati di antara mereka ada seseorang yang tidak duduk di dalam suatu majlis melainkan membicarakan masalah takfir, si A kafir, pro ini kafir, umat ini kafir dan seterusnya… sampai-sampai ia menilai semua orang kafir kecuali dirinya dan orang-orang yang mendukungnya.7
Begitulah para pemuda –semoga Alloh Azza wa Jalla memberikan petunjuk kepada mereka-, mereka tidaklah duduk di suatu majlis melainkan mengatakan Qutbi, Sururi8 dan ini termasuk ahlul bid’ah dan ini ahlul ahwa’, yang ini sesat menyesatkan dan yang ini dianggap seperti mencela, dan ini… sampai dia berpendapat tiada seorangpun yang berada di atas manhaj yang benar kecuali dirinya dan yang mendukungnya, sedangkan yang lainnya menyimpang dan sesat…9.
Alloh Ta’ala berfirman : “(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. padahal dia pada sisi Allah adalah besar.” (QS an-Nuur : 15).

Ilmu

SUARA HATI
UNTUK PARA PENUNTUT ILMU


Inilah nasehat dari hati ke hati, dari hati yang penuh dengan kesedihan dikarenakan fenomena permusuhan, perdebatam, celaan dan saling menghajr di antara para penuntut ilmu
Dari hati yang penuh dengan kepedihan dikarenakan perpecahan, perselisihan dan pertikaian
Dari hati yang sakit dikarenakan banyaknya orang yang ragu dan bimbang di dalam mencari kebenaran beserta para penegaknya
Kepada hati yang memahami kata-kata ini
Kepada hati yang senantiasa berbaik sangka
Kepada hati yang merasa sakit terhadap fenomena yang menimpa para penuntut ilmu
Ini semuanya… Bertujuan agar kita mempersatukan barisan dan kalimat sesuai dengan bimbingan kitab Rabb kita Azza wa Jalla dan Sunnah Nabi kita Shallallahu ‘alaihi wa Salam serta manhaj para salaf kita yang shalih Ridlwanhullahu ‘alaihi ajma’in…

Tentang Niat
Ali bin Fudhail berkata kepada ayahnya, “Wahai ayahku, betapa manisnya perkataan para Sahabat Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Salam.”
Ayahnya berkata, “Wahai anakku, apakah kamu mengetahui apakah yang menyebabkan perkataan mereka menjadi manis?”
Ali menjawab, “Tidak wahai ayahku.”
Ayahnya berkata, “Karena dengan perkataan tersebut mereka menginginkan Alloh.”1
Abdullah bin Muhammad bin Munazzil bercerita, bahwa Hamdun bin Ahmad pernah ditanya : “Kenapa perkataan salaf lebih bermanfaat daripada perkataan kita?”
Hamdun menjawab, “Karena mereka berbicara demi kemuliaan Islam, kesematan jiwa-jiwa dan keridhaan ar-Rahman. Sedangkan kita berbicara demi kemuliaan diri sendiri, mencari dunia dan ketenaran di hadapan manusia.”

Tentang Nasehat Menasehati
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda : “Agama itu nasehat”, kami bertanya, “untuk siapa?”, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam menjawab : “Untuk Alloh, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin dan kaum muslimin secara umum.” (HR Bukhari, no. 55).
Di antara hal yang paling berharga yang saya peroleh dari guru saya yang mulia, Ali bin Hasan bin Abdul Hamid al-Halabi al-Atsari –semoga Alloh menjaga dan meluruskan langkah beliau-, beliau berkata kepadaku : “Wahai saudaraku, jika kamu melihat kesalahan padaku, maka wajib bagimu untuk menegur kesalahanku tersebut. Jika hal itu salah, maka saya pasti akan bertaubat. Jika saya nilai teguranmu salah, niscaya saya akan menjelaskan yang benar…2
Kemudian wahai saudaraku, janganlah kamu sembunyikan apa yang kamu lihat di dalam hatimu, padahal hal itu kamu nilai sebagai suatu kesalahan. Saya adalah seorang manusia yang bisa salah dan akan salah serta bersalah. Jika kamu tinggalkan teguran, niscaya akan bertumpuk kesalahan-kesalahanku sampai menjadi suatu kebencian antara diriku dan dirimu, dan ini adalah perkara yang saya tidak menyukainya dan tidak menginginkannya.”

Tentang Menetapi Kejujuran
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda : “Wajib atas kalian untuk berpegang teguh dengan kejujuran, karena sesungguhnya kejujuran itu akan membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu akan membawa kepada surga, dan seorang yang senantiasa jujur dan menetapi kejujuran, niscaya akan dicatat di sisi Alloh sebagai seorang yang amat jujur. Dan berhati-hatilah kalian dari berdusta, karena sesungguhnya kedustaan itu akan membawa kepada kejahatan dan kejahatan akan membawa kepada neraka, dan seorang yang senantiasa berdusta dan berpegang teguh dengan kedustaan niscaya akan dicatat di sisi Alloh sebagai seorang pendusta.” (HR Muslim, no. 2607, 105 dan ini lafazhnya dan juga oleh al-Bukhari no. 6094).
Alloh berfirman : “Sesungguhnya Alloh tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta.” (QS Al-Mukmin : 28)
Alloh berfirman : “Dan sesungguhnnya telah merugi orang-orang yang mengada-adakan kedustaan.” (QS Thoha : 61).
Alloh berfirman : “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, pengelihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungan jawabnya.” (QS al-Isra’ : 36).

Tentang Hasad dan Pelakunya
Sangat disayangkan, ada di antara para penuntut ilmu syar’i yang memiliki sifat hasad. Dan sangat disayangkan lagi, orang tersebut ketika dia berusaha menghilangkan nikmat dari orang yang dia hasadi, dia menjadikan sifat hasadnya itu berkedok agama seolah-olah untuk mendekatkan diri kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala, dengan tujuan agar nampak di hadapan masyarakat, bahwa tujuannya adalah demi menjaga dan melindungi Islam dan kaum muslimin.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda : “Berhati-hatilah kalian dari berprasangka, karena sesungguhnya prasangka itu adalah perkataan yang paling dusta. Janganlah kalian saling berbuat najasy3. Janganlah kalian saling berlaku hasad dan saling membenci serta mengunggulkan diri. Akan tetapi jadilah kalian hamba-hamba yang bersaudara.” (HR al-Bukhari).

Tentang Fitnah
Betapa banyak orang yang tenggelam di dalam fitnah, bahkan betapa banyak para pemicu fitnah!!! Alloh Ta’ala berfirman : “Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. dan Ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” (QS al-Anfaal : 25)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda : “Ya Alloh, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari kembali kepada kekufuran (murtad) atau terfitnah dalam urusan agama kami.” (HR al-Bukhari no. 6593 dan Muslim, no. 2293).

Tentang Perpecahan dan Perselisihan
Alloh Ta’ala berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung. Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. mereka Itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat, Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): "Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu".” (QS Ali Imran : 102-106)
Dan Alloh berfirman : “Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama-Nya dan mereka menjadi bergolongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah, Kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang Telah mereka perbuat.” (QS al-An’am : 159)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu berkata : “Perselisihan itu tercela dari dua sisi, terkadang sebabnya adalah niat yang jelek dikarenakan di dalam jiwanya ada kezhaliman, hasad dan keinginan menjadi terkemuka di muka bumi dengan cara yang buruk atau yang semisal dengannya, maka hal ini akan menjadikannya senantiasa mencela perkataan dan perbuatan orang lain, atau berusaha mengalahkannya dengan tujuan tampil beda, atau senang terhadap perkataan yang sesuai dengannya, baik karena senasab, semadzhab atau nepotisme dan yang semisalnya. Dikarenakan hal itu akan menjadikannya dihormati dan mendapatkan kepemimpinan. Dan betapa banyaknya hal ini terjadi di antara bani Adam. Ini merupakan suatu kezhaliman yang terkadang juga sebabnya adalah kebodohan kedua belah fihak yang berselisih tentang hakekat permasalahan yang mereka perselisihkan. Atau kebodohan tentang dalil yang bisa memuaskan fihak yang lain atau kebodohan salah satu fihak akan kebenaran yang ada di fihak lain, baik dari segi hukum ataupun dalilnya, atau tidak tahu siapa orangnya yang bisa menunjukkan kebenaran baik dari segi hokum maupun dalilnya.”

Berusaha Keras Untuk Memasukkan Manusia ke Dalam Manhaj Yang Benar, Bukan Malah Mengeluarkan Mereka Darinya
Wajib bagi para penuntut ilmu untuk berusaha keras memasukkan dan membimbing manusia agar masuk ke dalam manhaj yang benar, bukannya malah menjadikan mereka menjauh atau bahkan mengusir mereka dengan alasan demi menjaga manhaj dari orang-orang yang memiliki syubhat-syubhat.
Subhanalloh!!! Seakan-akan mereka telah bersih dari berbagai syubuhat dan mencapai derajat para Malaikat dan Nabi.
Wahai pemilik propaganda ini, wajib bagi kalian mengoreksi diri kalian terlebih dahulu4, dan jika kalian bisa memperbaiki kesalahan dan syubhat yang menimpa saudara-saudara kalian, maka lakukanlah tanpa menjadikan mereka keluar atau terusir –seperti yang dilakukan kaum hizbiyun-5. Jika kalian tidak bisa melakukan itu, maka tinggalkanlah mereka untuk dinasehati oleh orang-orang yang berpengaruh terhadap mereka dan mampu mengobati mereka dengan cara yang lebih baik dan lurus.

Menggelari Manusia Dengan Gelar-Gelar Khusus Bagi Ahli Bid’ah
Sangat disayangkan, sebagian pemuda kita memilih metode menggelari manusia dengan gelar-gelar yang tidak pantas, sehingga mereka akan lari menjauh.
Tindakan ini sangat mirip dengan orang-orang yang berpemikiran takfir6, Anda akan mendapati di antara mereka ada seseorang yang tidak duduk di dalam suatu majlis melainkan membicarakan masalah takfir, si A kafir, pro ini kafir, umat ini kafir dan seterusnya… sampai-sampai ia menilai semua orang kafir kecuali dirinya dan orang-orang yang mendukungnya.7
Begitulah para pemuda –semoga Alloh Azza wa Jalla memberikan petunjuk kepada mereka-, mereka tidaklah duduk di suatu majlis melainkan mengatakan Qutbi, Sururi8 dan ini termasuk ahlul bid’ah dan ini ahlul ahwa’, yang ini sesat menyesatkan dan yang ini dianggap seperti mencela, dan ini… sampai dia berpendapat tiada seorangpun yang berada di atas manhaj yang benar kecuali dirinya dan yang mendukungnya, sedangkan yang lainnya menyimpang dan sesat…9.
Alloh Ta’ala berfirman : “(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. padahal dia pada sisi Allah adalah besar.” (QS an-Nuur : 15).

Jihad .....?

Benarkah Mereka Itu Berjihad ?

Segala puji bagi Allah, kami menyanjung-Nya, meminta pertolongan, mengharap ampunan dan petunjuk kepada-Nya. Dan kami berlindung kepada Allah dari kejelekan diri dan perbuatan kami. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tidak ada seorangpun yang bisa menyesatkannya. Dan barang siapa yang disesatkan-Nya, maka tidak ada seorangpun yang bisa memberinya petunjuk. Saya bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah saja, tiada sekutu bagi-Nya dan saya bersaksi bahwa Muhammad ` adalah hamba dan utusan-Nya.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
'Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa dan janganlah kalian meninggal kecuali dalam keadaan muslim' [QS Ali Imron 102].

يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
'Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya Allah menciptakan istrinya dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama – Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu' [QS An Nisa 1]

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا(70)يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
'Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa menta'ati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar' [QS Al Ahzab 70-71]
Amma ba'du : Sesungguhnya sebenar-benarnya ucapan adalah kitabullah dan sebaik-baiknya petunjuk adalah petunjuknya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam. Dan sejelek-jeleknya perkara adalah hal-hal baru (dalam agama), dan setiap hal yang baru (dalam agama) adalah bid'ah dan setiap bid'ah itu sesat dan setiap kesesatan tempatnya di neraka.
Ma'asyiral muslimin -rahimani wa rahimakumullah-, disebutkan dalam shohih Bukhori, Muslim dan selainnya : "Bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam pernah suatu ketika membagikan harta rampasan kepada para sahabatnya, lalu tiba-tiba datang seseorang yang bernama Dzul khuwaisiroh At-Tamimi seraya mengatakan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam : "‍اِعدِل يَا مُحَمَّدُ" "Berlaku adillah wahai Muhammad!". Mendengar ucapan itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam marah sambil berkata: "وَيحَك وَمَن يَعدِل إِن لَم اَعدِل؟": "Celakalah engkau, jika aku tidak bisa berbuat adil maka siapa yang bisa berbuat adil ?". Sahabat Umar Radhiyallahu ‘anhu yang hadir pada saat itu berkata : " يَا رَسُولَ الله اِئذَن لِي فَأَضرِب عُنُقَهُ " "Wahai Rasulullah, izinkanlah aku untuk memenggal leher orang ini". Rasul Shallallahu ‘alaihi wa Salam pun menjawab :
"دَعهُ فَإِنَّ لَهُ أَصحَابًا يَحقِرُ أَحَدُكُم صَلاَتَهُ مَعَ صَلاَتِهِ وَصِيَامَهُ مَعَ صِيَامِهِ, يَمرُقُونَ مِنَ الدِينِ كَمَا يَمرُقُ السَهمُ مِنَ الرَمِيَّة"
"Biarkanlah dia (Wahai Umar), karena dia memiliki teman-teman yang salah seorang dari kalian merasa sedikit sholat maupun puasanya dibanding dengan sholat dan puasa mereka. Mereka keluar dari agama sebagaimana keluarnya anak panah dari sasarannya".
Ma'asyiral muslimin -rahimani wa rahimakumullah-, inilah benih, inilah cikal bakal, inilah nenek moyang sebuah aliran sesat, sebuah kelompok sempalan yang menisbatkan diri mereka kepada Islam, yang bernama Al-Khowarij. Mereka tidak pernah puas dengan pemimpin kaum muslimin, mereka selalu ingin memberontak kepada penguasa kaum muslimin, dan selalu menyebarkan aib-aib penguasa. Mereka menyeru rakyat untuk memberontak kepada penguasa dan mereka ini akan selalu muncul di setiap saat sampai akhir zaman nanti, sebagaimana yang pernah disabdakan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam : "Akan keluar sekelompok orang diakhir zaman nanti, mereka masih ingusan dan bodoh. Mereka membaca al-qur'an tapi keimanan mereka tidak sampai kepada kerongkongan mereka. Mereka keluar dari agama sebagaimana keluarnya anak panah dari sasarannya. Dimana saja kalian bertemu mereka maka perangilah mereka, karena didalam memerangi mereka terdapat pahala bagi orang yang memerangi mereka di hari kiamat nanti". (HR.Bukhori)
Ma'asyiral muslimin -rahimani wa rahimakumullah-, kelompok ini selalu mengobarkan bendera jihad untuk memerangi kaum muslimin, kelompok yang menghalalkan darah kaum muslimin. Tidak ada bukti yang lebih nyata akan hal diatas ini melainkan kisah mereka ketika mereka ikut andil dalam pembunuhan seorang kholifah ar-rasyid Ustman bin Affan Radhiyallahu ‘anhu. Merekalah yang ikut andil dalam pengepungan terhadap rumah Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘anhu. Setelah itu, mereka semakin merajalela dikala kekholifahan Ali bin Abi Tholib Radhiyallahu ‘anhu. Mereka mengkafirkan Ali bin Abi Tholib dan para sahabatnya. Merekalah yang paling bertanggung jawab dalam pembunuhan terhadap Ali bin Abi Tholib Radhiyallahu ‘anhu. Seseorang yang bernama Abdurrahman bin Muljam Al-Himyari, dialah pelaku pembunuhan terhadap kholifah ar-rasyid Ali bin Abi Tholib Radhiyallahu ‘anhu. Pada waktu dia ingin membunuh Ali bin Abi Tholib Radhiyallahu ‘anhu yaitu ketika pedangnya disabetkan kepada Ali bin Abi Tholib dia sempat membaca ayat al-Qur'an.

" إِنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ"
"Tidak ada hukum kecuali hukum Allah" dan

" وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللَّهِ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ"
"Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya."

Membunuh Ali bin Abi Tholib dianggap oleh Abdurrahman bin Muljam sebagai bentuk jihad, sebagai bentuk perjuangan di jalan Allah. Subhanallah, demikianlah kesesatan kalau sudah masuk kedalam hati dan otak manusia, tidak tahu mana malam mana siang, mana kegelapan mana cahaya. Membunuh seorang kholifah ar-rosyid, membunuh seorang sahabat yang dijamin masuk surga dianggap sebagai bentuk jihad, sebagai bentuk perjuangan dalam Islam.
Oleh karena itu, kaum muslimin -rahimani wa rahimakumullah- marilah kita selalu bertakwa kepada Allah subhanahu wata'ala, selalu menuntut ilmu agama ini dari sumbernya (al-Qur'an dan Sunnah sesuai pemahaman sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam). Adapun slogan-slogan, semboyan-semboyan, dan seruan-seruan yang terkadang berlebelkan Islam jangan kita mudah terpengaruh. Janganlah kita tertipu, sampai kita menimbangnya diatas al-Qur'an dan Sunnah sesuai dengan pemahaman salaful ummah, para sahabat, para tabi'in dan tabiut tabi'in.
Ma'asyiral muslimin -rahimani wa rahinakumullah-, "Maa asbaha allaila bil baariha" alangkah miripnya kelompok-kelompok sekarang yang menghalalkan darah kaum muslimin, yang mereka melakukan teror dimana-mana, entah di Indonesia, di Saudi Arabia, di Yordania dan lain-lain dengan melakukan peledakan-peledakan, pengeboman-pengeboman dengan mengatas namakan Islam dan mereka anggap sebagai jihad. Apakah hal ini bisa dibenarkan? Bagaimana bisa dikatakan jihad orang-orang yang membunuh kaum muslimin, yang membunuh orang-orang kafir yang mendapat jaminan keamanan dari pemerintah kaum muslimin? Bagaimana bisa dikatakan jihad orang-orang yang membunuh wanita-wanita dan anak-anak kecil yang tidak berdosa? Bagaimana membunuh orang mukmin bisa dikatakan jihad, sedangkan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

" وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا " "Barangsiapa yang membunuh orang mukmin dengan sengaja maka balasannya adalah neraka jahannam dia kekal didalamnya sealama-lamanya dan Allah murka kepadanya, dan Allah melaknatnya dan Allah juga menyediakan baginya adzab yang pedih". (QS.An-Nisa' : 93)

Bagaimana mungkin membunuh orang mukmin atau muslim dianggap sebagai jihad, sedangkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda :

"لَزَوَالُ الدُنيَا أَهوَنُ عَلَى الله مِن قَتلِ مُؤمِنٍ بِغَيرِ حَقٍّ, وَلَو أَنَّ أَهلَ سَمَاوَاتِهِ وَأَهلَ أَرضِهِ اشتَرَكُوا فِي دَمِ مُؤمِنٍ لَأَدخَلَهُم الله النارَ"
"Sungguh musnahnya dunia itu tidak seberapa dibandingkan dengan pembunuhan seorang muslim tanpa hak dan seandainya semua penduduk langit dan bumi bersatu dalam pembunuhan seorang mukmin saja, maka Allah akan memasukkan mereka semua kedalam neraka".
Bagaimana mungkin membunuh orang-orang kafir yang masuk kedalam negeri kaum muslimin dan mendapatkan jaminan keamanan dari pemerintah kaum muslimin dikatakan jihad, sedangkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda :

"مَن قَتَلَ نَفسًا مُعَاهَدًا لَم يَرَح رَائِحَةَ الجَنَّةِ"
"Barangsiapa yang membunuh seorang kafir yang mendapat jaminan keamanan dari pemerintah kaum muslimin maka dia tidak akan mencium bau surga" (HR.Bukhori)
Bagaimana mungkin bisa dikatakan jihad orang-orang yang membunuh perempuan-perempuan dan anak-anak kecil yang tidak berdosa, sedangkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam selalu mewasiatkan kepada pasukannya pada waktu mereka berjihad dengan ucapan beliau:

"اُغزُوا بِسمِ الله وَفِي سَبِيلِ الله وَقَاتِلُوا مَن كَفَرَ بِالله وَلَا تَغدِرُوا وَلَا تُمَثِّلُوا وَلَا تَقتُلُوا وَلِيدًا" "Berperanglah kalian di jalan Allah dengan menyebut nama Allah dan perangilah orang-orang yang mengkufuri Allah. Jangan kalian curang dan jangan menyincang serta jangan membunuh anak-anak kecil".

Bagaimana bisa dikatakan jihad orang-orang yang memberontak kepada penguasa kaum muslimin, sedangkan Allah berfirman :
" يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ "
"Wahai orang-orang yang beriman taatilah Allah, taatilah Rasul-Nya dan para pemimpin kalian" (QS.An-Nisa' : 59)
Ma'asyiral muslimin -rahimani wa rahimakumullah-, ittaqullah, bertakwalah kepada Allah, dan bertakwalah mereka yang telah terjerumus kedalam pemikiran khowarij yang menghalalkan darah kaum muslimin atau membunuh orang-orang yang tidak bersalah, yang selalu memberontak kepada penguasa kaum muslimin serta bertakwalah mereka yang mendukung, yang menyetujui orang-orang yang membuat teror terhadap kaum muslimin !!!
Ma'asyiral muslimin -rahimani wa rahimakumullah-, jihad adalah ibadah sebagaimana sholat, haji, zakat harus mengikuti dan mencontoh Sunnah Rasul Shallallahu ‘alaihi wa Salam. Oleh karena itulah Ali bin Abi Tholib Radhiyallahu ‘anhu mentafsirkan ayat dalam surat Al-Kahfi ayat 103-104 :
" قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا(103)الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا "
"Katakanlah wahai Muhammad apakah akan kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya"
Ali bin Abi Tholib mengatakan itulah khowarij. Karena apa ? karena mereka melaksanakan suatu ibadah, mereka mengobarkan jihad tanpa ilmu, tanpa mengikuti sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam, sehingga mereka berani mengkafirkan, mereka berani menghalalkan darah sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam.
Ma'asyiral muslimin -rahimani wa rahimakumullah-, Islam tidak akan jaya selama kaum muslimin menyimpang dari ajaran agamanya. Umat Islam tidak akan pernah menjadi jaya selama mereka tidak mau kembali kepada ajaran Islam yang murni yang diturunkan Allah kepada Nabi-Nya, yang diajarkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam kepada para sahabatnya. Didalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud Rahimahullahu bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda :
“سَلَّطَ الله عَلَيكُم ذُلّا لَا يَنزِعُهُ حَتَّى تَرجِعوا إِلَى دِينِكم…”
“….Allah akan menimpakan kehinaan kepada kalian yang tidak akan dicabut sampai kalian kembali kepada agama kalian", yaitu kembali kepada aqidah yang murni, kembali kepada tauhid, kepada Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam, kepada metode sahabat Nabi Radhiyallahu ‘anhu dalam segala hal, dalam aqidah, ibadah, jihad, dalam berdakwah, dan dalam mendidik kaum muslimin.
Tapi jika kaum muslimin tidak mau kembali kepada hal tersebut, maka sekarang inilah kaum muslimin meresakan bagaimana kehinaan itu, bagaimana mereka diporak porandakan oleh orang-orang kuffar, bukan karena kekuatan mereka tapi karena kelemahan kita. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan merubah keadaan kaum muslimin yang terhina ini sampai mereka mau merubah keadaan mereka sendiri. Allah berfirman :

“إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ”
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sampai kaum itu merubah diri mereka sendiri”. Kaum muslilmin tidak akan terubah keadaannya sampai mereka mengubah aqidah mereka yang rusak, merubah aqidah mereka yang tercampur dengan kesyirikan, yang merupakan bentuk penyekutuan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan merubah diri dari berdoa kepada wali-wali yang telah mati kepada berdoa hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala saja. Merubah ibadah-ibadah mereka yang penuh dengan bid’ah kepada Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam. Dengan itulah, mereka akan menjadi mulia, mereka akan menjadi jaya, sebagaimana kejayaan yang telah diperoleh oleh para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam. Imam Malik Rahimahullahu pernah mengatakan :
"لَن يُصلِحَ آخِرَ هَذِهِ الأَمَّة إِلاَّ مَا أَصلَحَ أَوَّلَهَا"
“Tidak akan membaikkan umat ini kecuali dengan apa yang membaikkan umat terdahulu” yaitu para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam, yang selalu mengikuti Sunnah beliau dalam setiap hal.


Segala puji bagi Allah, sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga, serta seluruh sahabat dan para pengikut beliau yang setia. Amma ba'du :
Saya wasiatkan kepada diri saya dan kaum muslimin semuanya untuk selalu bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan mengikuti Sunnah Rasul Shallallahu ‘alaihi wa Salam, dengan selalu menuntut ilmu agama baik aqidah, ibadah, muamalah, maupun akhlak. Karena memang tidak ada kebaikan bagi seorang muslim kecuali dengan dia tahu agamanya, dengan dia menuntut ilmu agamanya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam pernah bersabda:
“مَن يُرِدِ الله بِهِ خَيرًا يُفَقِّهُ فِي الدِينِ”
“Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah kebaikan baginya maka Allah akan pahamkan kepadanya agama” (Muttafaqun 'alaihi).
Tidak ada kebaikan kecuali bagi yang memahami agama ini dengan sebenar-benarnya, memahami agama ini sesuai dengan pemahaman yang benar, pemahaman salafus sholih, pemahaman sahabat, tabi’in dan tabiut tabi’in.
Ma'asyiral muslimin -rahimani wa rahimakumullah-, pada khutbah kedua kali ini saya ingin mengingatkan kaum muslimin akan suatu hal yang sekarang sering diucapkan oleh sebagian kaum muslimin yaitu kata-kata atau istilah Asy-Syahid. Banyak di koran-koran atau di media masa dan yang lainnya kita jumpai seseorang menyatakan fulan (si B) itu syahid, (si C) itu syahid. Padahal kita tidak tahu apakah dia betul-betul berjuang di jalan Allah ? Apakah betul-betul dia telah menelusuri jejak Rasul Shallallahu ‘alaihi wa Salam ? Oleh karenanya, Imam Bukhari Rahimahullahu dalam shohihnya membuat suatu bab atau judul yaitu “Laa yuqoolu fulanun Syahid” "Tidak (boleh) dikatakan seseorang itu syahid" dan beliau berdalil dengan dua hadits, yang pertama yang artinya: “Allahlah yang paling tahu siapa yang berjihad di jalan-Nya” kemudian hadits yang kedua kisah peperangan yang terjadi pada zaman Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam. Nabi saw pada waktu itu berperang dengan orang-orang musyrikin, sebagian para sahabat mengatakan sungguh tidak ada yang lebih banyak jasanya dari pada si fulan. Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam mengatakan “Dia dineraka. Para sahabat pun terheran-heran, kenapa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam mengatakan hal seperti itu padahal kita melihat sendiri si fulan itu sangat berjasa, sangat berjuang di jalan Allah memerangi orang-orang musyrikin. Tidak tahunya orang tersebut ketika mau meninggal dunia membunuh dirinya sendiri.
Dari sinilah Imam Bukhari Rahimahullahu menyatakan tidak bolehnya mengatakan fulan syahid, si A atau si B itu mati syahid, karena permasalahannya ada ditangan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tidak ada yang mengetahui syahid atau tidak kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kemudian hal ini dikomentari oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqolani Rahimahullahu dalam Fathul bari, beliau mengatakan ketika mengomentari judul bab "laa yuqolu fulanun syahid" "Tidak boleh dikatakan fulan itu syahid" : “Alal qot’I fi dzalik” yaitu memastikan orang itu syahid “Illa inkana bil wahyi” kecuali kalau ada wahyu (bahwa si B atau si C syahid). Kemudian Ibnu Hajar Al-Asqolani membawakan ucapan Umar bin Khottob Radhiyallahu ‘anhu. Umar dalam khutbahnya pernah mengatakan : “Kalian mengatakan dalam peperangan kalian, fulan (si B) itu syahid dan fulan (si C) itu meninggal dalam keadaan syahid, Janganlah kalian mengatakan seperti itu, akan tetapi ucapkanlah (secara global) seperti yang dikatakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam : "Barangsiapa yang mati di jalan Allah atau terbunuh di jalan Allah maka dia syahid”.
Oleh karena itu ikhwani fillah, maasyiral muslimin -rahimani wa rahimakumullah-, jangan kita mudah mengatakan fulan syahid, orang itu syahid, orang itu termasuk syuhada’ atau orang itu telah bertemu dengan Allah disyurga-Nya, dan telah bertemu dengan bidadari.
Oleh karena itulah, aqidah Ahlus sunnah wal jamaah sebagaimana yang dinukilkan oleh Imam Ath-Thohawiyah dalam aqidah thohawiyyah beliau mengatakan :
“وَنَرجُو لَلمُحسِنين مِن المُؤمِنِينَ أَن يَعفثوَ عَنهُم وَيُدخِلَهُمُ الجَنَّةَ بِرَحمَتِه وَلَا نأمَنُ عَلَيهِم وَلَا نَشهَد لَهُم بِالجَنَّةِ”
"Kita hanya bisa berharap bagi orang-orang yang berbuat baik dari kalangan orang-orang yang beriman agar Allah mengampuni dosa-dosanya dan agar Allah memasukkannya kedalam surga dengan rahmat-Nya. Tapi kita tidak bisa menjamin dan kita tidak bisa mengatakan dia itu di surga".
Inilah aqidah Ahlus sunnah wal jamaah, tidak boleh memastikan dia mati syahid, dia masuk surga atau masuk neraka. Kita hanya bisa berharap semoga yang berjuang di jalan Allah dia bisa masuk surga dan kita mengharap semoga Allah mengampuni dosa-dosanya.
Sekali lagi, kembalilah kepada Ahlu sunnah wal jamaah, kepada pemahaman salafus sholih agar kita tidak tersesat dan tidak tergelincir dimana-mana. Dan janganlah kita tertipu dengan slogan-slogan yang ada, jihad fisabilillah atau sekarang banyak istilah film-film Islami, musik Islami, semua ditempelkan kepada Islam. Dan juga sekolah Islami yang terkadang banyak menghancurkan Islam dari dalam tanpa mereka sadari. Lihat hakekatnya, lihat apakah sesuai dengan Sunnah, sesuai dengan metode para salafus sholeh atau tidak !
Ma'asyiral muslimin -rahimani wa rahimakumullah-, “Assunnah safinatun najah” Sunnah Nabi (dan metode para sahabat) adalah jalan keselamatan, barangsiapa yang menyimpang darinya maka dia akan binasa.