This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Wednesday, May 9, 2012

Problematika Wanita_Usia dan Masa Haid

USIA DAN MASA HAID




  1. USIA HAID

Usia haid biasanya antara 12 sampai 50 tahun. Dan kemungkinan seorang wanita sudah mendapatkan haid sebelum usia 12 tahun, atau masih mendapatkan haid sesudah usia 50 tahun. Itu semua tergantung pada kondisi, lingkungan dan iklim yang mempengaruhinya. 



Para ‘ulama, berbeda pendapat tentang apakah ada batasan tertentu bagi usia haid, di mana seorang wanita tidak mendapatkan haid sebelum atau sesudah usia tersebut ? 

Ad Darimi, setelah menyebutkan pendapat-pendapat dalam masalah ini, mengatakan : “ hal ini semua, menurut saya keliru. Sebab, yang menjadi acuan adalah keberadaan darah. Seberapa pun adanya, dalam kondisi bagaimanapun, dan pada usia berapapun, darah tersebut wajib dihukumi sebagai darah haid. Dan hanya Allah Yang Maha Tahu”. 

Pendapat Ad Darimi inilah yang benar dan menjadi pilihan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Jadi kapanpun seorang wanita mendapatkan darah haid berarti ia haid, meskipun usianya belum mencapai 9 tahun atau di atas 50 tahun. Sebab Allah subhaanahu wa ta’aala dan Rasul-Nya mengaitkan hukum-hukum haid pada keberadaan darah tersebut. Maka dalam masalah ini , wajib mengacu kepada keberadaan darah yang telah dijadikan sandaran hukum. Adapun pembatasan pada masalah di atas tidak ada satupun dalil yang menunjukkan hal tersebut. 



2. MASA HAID 

Para ‘ ulama berbeda pendapat dalam menentukan masa atau lamanya haid. Ada sekitar enam atau tujuh pendapat dalam hal ini. 

Ibnu Al Mundzir mengatakan : “ Ada kelompok yang berpendapat bahwa masa haid tidak mempunyai batasan berapa hari minimal atau maksimalnya”. 

Pendapat ini seperti pendapat Ad Darimi di atas dan menjadi pilihan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Dan itulah yang benar berdasarkan Al Qur’an, Sunnah dan logika. 

Dalil pertama

Firman Allah subhaanahu wa ta’aala : 

] ويسألونك عن المحيض قل هو أذى فاعتزلوا النساء في المحيض ولا تقربوهن حتى يطـهرن [ 

“ Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah : “ haid itu adalah suatu kotoran”, oleh sebab itu , hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid, dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci…” (QS. Al Baqarah : 222) 

Dalam ayat ini, yang dijadikan Allah sebagai batas akhir larangan adalah kesucian, bukan berlalunya sehari semalam, atau tiga hari, ataupun lima belas hari. Hal ini menunjukkan bahwa illat ( alasan ) hukumnya(larangan menjauhui istri) adalah haid, yakni ada atau tidaknya. Jadi, jika ada haid berlakulah hukum itu dan jika telah suci ( tidak haid) tidak berlaku lagi hukum-hukum haid tersebut. 


Dalil kedua

Diriwayatkan dalam shahih Muslim bahwa Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Aisyah yang mendapatkan haid ketika dalam keadaan Ihram untuk umrah : 


" افعلي ما يفعل الحاج غير أن لا تطوفي بالبيت حتى تطهري " 

“lakukankanlah apa yang dilakukan jamaah haji, hanya saja jangan melakukan thawaf di Ka’bah sebelum kamu suci”( HR. Muslim :4/ 30) 

Kata Aisyah: “ Setelah masuk hari raya kurban, barulah aku suci”. 

Dalam shahih Al- Bukhari, diriwayatkan bahwa Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Aisyah : 


" انتظري، فإذا طهرت فاخرجي إلى التنعيم " 

“Tunggulah, jika kamu suci, maka keluarlah ke tan’im”. 



Dalam hadits ini, yang dijadikan Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam sebagai batas akhir larangan adalah kesucian, bukan suatu masa tertentu, ini menunjukkan bahwa hukum tersebut berkaitan dengan haid, yakni ada dan tidaknya. 


Dalil ketiga

Bahwa pembatasan dan rincian yang disebutkan para fuqaha’ dalam masalah ini tidak terdapat dalam Al-Qur’an maupun Sunnah Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam , padahal ini masalah penting, bahkan amat mendesak untuk dijelaskan. Seandainya batasan dan rincian tersebut termasuk yang wajib difahami oleh manusia dan diamalkan dalam beribadah kepada Allah subhaanahu wa ta’aala, niscaya telah dijelaskan secara gamblang oleh Allah dan Rasulnya kepada setiap orang, mengingat pentingnya hukum-hukum yang diakibatkannya yang berkenaan dengan shalat, puasa, nikah, talak, warisan, dan hukum lainnya. Sebagaimana Allah dan RasulNya telah menjelaskan tentang shalat: jumlah bilangan rakaatnya, waktu-waktunya, ruku’ dan sujudnya; tentang zakat : jenis hartanya, nisabnya, persentasenya, dan siapa yang berhak menerimanya; tentang puasa ; waktu dan masanya, tentang haji dan masalah-masalah lainnya, bahkan tentang etika makan, minum, tidur, jima’ ( hubungan suami istri), duduk, masuk dan keluar rumah, buang hajat,, sampai jumlah bilangan batu untuk bersuci dari buang hajat, dan perkara-perkara lainnya baik yang kecil maupun yang besar, yang merupakan kelengkapan agama dan kesempurnaan nikmat yang dikaruniakan Allah kepada kaum mu’minin. 

Firman Allah ta’ala : 

] ونزلنا عليك الكتاب تبيانا لكل شيء [ 

“……Kami turunkan kepadamu Kitab ( Al Qur’an ) untuk menjelaskan segala sesuatu ( QS. An Nahl : 89) 

] ما كان حديثا يفترى ولكن تصديق الذي بين يديه وتفصيل كل شيء [ 

“ … Al- Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan ( kitab-kitab ) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu … ( QS. Yusuf : 111) 


Oleh karena itu pembatasan dan rincian tersebut tidak terdapat dalam Kitab Allah dan Sunnah Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, maka nyatalah bahwa hal itu tidak dapat dijadikan patokan. Namun, yang sebenarnya dijadikan patokan adalah keberadaan haid, yang telah dikaitkan dengan hukum-hukum syara’ menurut ada atau tidak adanya haid

Dalil ini – yakni suatu hukum tidak dapat diterima jika tidak terdapat dalam Kitab dan Sunnah- berguna bagi anda dalam masalah ini dan masalah-masalah ilmu agama lainnya, karena hukum syar’i tidak dapat ditetapkan kecuali berdasarkan dalil syar’i dari kitab Allah, atau Sunnah Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam atau ijma’ yang diketahui, atau qiyas yang shahih. 

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam salah satu kaidah yang dibahasnya mengatakan : “ Di antara sebutan yang dikaitkan oleh Allah dengan berbagai hukum dalam Kitab dan Sunnah yaitu sebutan haid. Allah tidak menentukan batas minimal dan maksimalnya, ataupun masa suci di antara dua haid. Padahal umat membutuhkannya dan banyak cobaan yang menimpa mereka karenanya. Bahasapun tidak membedakan antara satu batasan dengan batasan lainnya. Maka barang siapa menentukan suatu batasan dalam masalah ini , berarti ia telah menyalahi Kitab dan Sunnah.( Risalah fil asmaa allati ‘allaqa Asy Syaari al ahkaama bihaa, hal : 35) 


Dalil keempat

Logika atau qiyas yang benar dan umum sifatnya. Yakni, bahwa Allah menerangkan illat ( alasan ) haid sebagai kotoran. Maka manakala haid itu ada, berarti kotoranpun ada. Tidak ada perbedaan antara hari kedua dengan hari pertama, antara hari keempat dengan hari ketiga. Juga tidak ada perbedaan antara hari ke enam belas dengan hari ke lima belas, atau hari ke delapan belas dengan hari ke tujuh belas. Haid adalah haid dan kotoran adalah kotoran. Dalam kedua hari tersebut terdapat illat yang sama. Jika demikian, bagaimana mungkin dibedakan dalam hukum di antara kedua hari itu, padahal keduanya sama dalam illat? Bukankah menurut Qiyas yang benar bahwa kedua hari tersebut sama dalam hukum karena kesamaan keduanya dalam illat?. 


Dalil kelima

Adanya perbedaan dan silang pendapat di kalangan ulama yang memberikan batasan menunjukkan bahwa dalam masalah ini tidak ada dalil yang harus dijadikan patokan. Namun semua itu merupakan hukum-hukum ijtihad yang bisa salah dan juga bisa benar, tidak ada satu pendapat yang lebih patut diikuti dari pada lainnya. Dan yang menjadi acuan bila terjadi perselisihan pendapat adalah Al-Qur’an dan Sunnah. 

Jika ternyata pendapat yang menyatakan tidak ada batas minimal atau maksimal haid adalah pendapat yang kuat dan yang rajih, maka perlu diketahui bahwa setiap kali wanita melihat darah alami, bukan di sebabkan luka atau lainnya, berarti darah itu darah haid, tanpa mempertimbangkan masa atau usia. Kecuali jika keluarnya darah itu terus menerus tanpa henti atau berhenti sebentar saja seperti sehari atau dua hari dalam sebulan, maka darah tersebut adalah darah istihadhah. Dan akan dijelaskan Insya Allah, tentang istihadhah dan hukum-hukumnya. 

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan : “ Pada prinsipnya, setiap darah yang keluar dari rahim adalah haid. Kecuali jika ada bukti yang menunjukkan bahwa darah itu istihadhah.” 

Kata beliau pula : “ Maka darah yang keluar adalah haid, bila tidak diketahui darah penyakit atau karena luka.” 

Pendapat ini sebagaimana merupakan pendapat yang kuat berdasarkan dalil, juga merupakan pendapat yang paling dapat di pahami dan di mengerti serta lebih mudah diamalkan dan diterapkan dari pada pendapat mereka yang memberikan batasan. Dengan demikian, pendapat inilah yang lebih patut diterima karena sesuai dengan akidah agama Islam, yaitu mudah dan gampang. 

Firman Allah subhaanahu wa ta’aala : 

] وما جعل عليكم في الدين من حرج [ 

“ Dan Dia ( Allah ) sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan” (QS. Al Hajj : 78) 


Sabda Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam : 

" إن الدين يسر ولن يشاد الدين أحد إلا غلبه، فسددوا وقاربوا وأبشروا ) 

“Sungguh agama (Islam) itu mudah, dan tidak seseorang pun yang mempersulit ( berlebih-lebihan) dalam agamanya kecuali akan terkalahkan. Maka berlakulah lurus, sederhana ( tidak melampaui batas) dan sebarkan kabar gembira” ( HR. Al Bukhari ) 

Dan di antara akhlak Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bahwa jika beliau diminta memilih dua perkara, maka dipilihnya yang termudah selama tidak merupakan perbuatan dosa.

Problematika Wanita_Haid dan Hikmahnya


MAKNA HAID DAN HIKMAHNYA


1.           MAKNA HAID
Menurut bahasa, haid berarti sesuatu yang mengalir. Dan menurut arti syara’ ialah darah yang terjadi pada wanita secara alami, bukan karena suatu sebab, dan pada waktu tertentu. Jadi haid adalah darah normal, bukan disebabkan oleh suatu penyakit, luka, keguguran atau kelahiran. Oleh karena haid adalah darah normal, maka darah tersebut berbeda sesuai kondisi, lingkungan dan iklimnya, sehingga terjadi perbedaan yang nyata pada setiap wanita.

2.           HIKMAH HAID
Adapun hikmahnya, karena janin yang ada di dalam kandungan ibu tidak dapat memakan sebagaimana yang dimakan anak diluar kandungan, dan tidak mengkin bagi si ibu untuk menyampaikan sesuatu makanan untuknya, maka Allah subhaanahu wa ta’aala telah menjadikan pada diri kaum wanita proses pengeluaran darah yang berguna sebagai zat makanan bagi janin dalam kandungan ibu tanpa perlu dimakan dan dicerna, yang sampai kepada tubuh janin melalui tali pusar, di mana darah tersebut merasuk melalui urat dan menjadi zat makanannya. Maha Mulia Allah, Dialah sebaik-baik Pencipta.
  Inilah hikmah haid. Karena itu, apabila seorang wanita sedang dalam keadaan hamil tidak mendapatkan haid lagi, kecuali jarang sekali. Demikian pula wanita yang menyusui sedikit yang haid, terutama pada awal masa penyusuan.

Perempuan Indonesia_Kualitas Hidup


Kualitas Hidup Perempuan Indonesia


Dari data statistik tercatat bahwa penduduk perempuan Indonesia saat ini berjumlah kurang lebih 52% dari seluruh penduduk Indonesia. Akan tetapi dari data yang diperoleh ternyata kualitas hidup perempuan mereka pada berbagai bidang pembangunan masih jauh tertinggal daripada kaum laki-laki.

Rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia dijabarkan dalam Human Development Index (Indeks Pembangunan Manusia), Perempuan dan laki-laki. Pada saat ini Indonesia menduduki peringkat 110 dari 173 negara, terburuk di Asia Tenggara. Variable yang digunakan dalam penghitungan HDI mencakup tiga bidang strategis pembangunan yaitu: pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Rendahnya kualitas hidup perempuan akan mempengaruhi kondisi SDM secara keseluruhan.

Bagaimana Perempuan Indonesia yang berkualitas?
Perempuan Indonesia yang berkualitas adalah perempuan Indonesia yang maju dan mandiri, yang merupakan prasyarat terwujudnya tatanan masyarakat yang berkesetaraan dan berkeadilan gender di dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Kebijakan Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan
Untuk mengangkat angka rendah pada kualitas hidup perempuan Indonesia, harus dilakukan kebijakan dari pemerintah bersama masyarakat, antara lain dengan:
·         Peningkatan pemenuhan hak azasi perempuan sebagai bagian tidak terpisahkan dari Hak Azas Manusia
·         Penetapan perempuan sebagai salah satu pilar utama pembangunan
·         Pembudayaan masyarakat peduli perempuan
·         Penghapusan berbagai bentuk tindak kekerasan terhadap perempuan
·         Pengurangan beban biaya pendidikan dan kesehatan keluarga miskin
·         Peningkatan kualitas kesehatan, pendidikan, dan ekonomi perempuan
·         Peningkatan kesadaran dan komitmen pihak terkait untuk mewujudkan kondisi sosial dan lingkungan yang kondusif dalam keluarga dan masyarakat.

Strategi Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan
Untuk dapat mewujudkan terlaksananya kebijakan peningkatan kualitas hidup perempuan, perlu dilakukan strategi yaitu:
·         Perkuatan jaringan koordinasi dan kerjasama antara pemerintah, masyarakat dan swasta
·         Program khusus bagi perempuan
·         Peningkatan kepekaan dan kesadaran terhadap isu-isu perempuan dalam masyarakat
·         Penguatan penegakan hukum
·         Peningkatan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan, pendidikan, dan ekonomi bagi perempuan
·         Penghapusan tindak kekerasan terhadap perempuan
·         Pengembangan lingkungan sosial budaya yang kondusif terhadap kamajuan perempuan

Program Prioritas Kualitas Hidup Perempuan Indonesia
Dalam melakukan strategi tersebut diatas, perlu ditetapkan program prioritas, yaitu dengan melaksanakan:
·         Pemetaan kualitas hidup perempuan di berbagai bidang strategis
·         Peningkatan kesadaran akan kesetaraan dan keadilan gender dalam keluarga
·         Percepatan upaya peningkatan kualitas hidup perempuan di bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi dan penghapusan tindak kekerasan terhadap perempuan melalui upaya khusus.
·         Pemantapan peran sektor, pemerintah propinsi, kabupaten dan kota dalam peningkatan aksesibilitas dan pemanfaatan pelayanan kesehatan, pendidikan dan ekonomi bagi perempuan
·         Peningkatan perlindungan terhadap perempuan dari tindak kekerasan dalam keluarga, dan tempat kerja sebagai penegakkan hak azasi perempuan
·         Pemberdayaan pelembagaan perilaku hidup sehat
·         Peningkatan kepedulian, kepekaan dan peran serta masyarakat terhadap isu-isu kritis perempuan
·   Peningkatan kepedulian terhadap bencana alam dan konflik sosial yang merugikan perempuan dan peningkatan peran perempuan dalam lingkungan
·         Penghapusan buta huruf dan penurunan angka putus sekolah perempuan
·         Peningkatan pemahaman hak reproduksi dan kesehatan reproduksi

Kemajuan kualitas suatu kaum perlu adanya dorongan dari semua pihak. Maka dalam kasus seperti ini, Setiap Lapisan hendaknya saling mengupayakan yang terbaik untuk dapat meningkatkan mutu dan kualitas pada diri seseorang. 

Hak Asasi Kaum Perempuan


 Hak Asasi Manusia Kaum Perempuan


Menyorot tentang kondisi perempuan di seluruh dunia, pijakan agar ada keadilan bagi perempuan dalam sua aspek kehidupannya adalah adanya hak asasi manusia kaum perempuan. Hak dimaksud adalah semua hak yang diterapkan secara universal , baik untuk laki-laki maupun perempuan. Hak tersebut dijumpai dalam instrumen hak asasi manusia secara umum.

Rintangan yang dihadapi bagi gerakan hak asasi manusia kaum perempuan yaitu adanya:
- pemisahan wilayah privat dan wilayah publik
- keuniversalan hak asasi manusia
- pembedaan hak sosial dan hak politik

Untuk menghadapi tantangan tersebut perlu untuk memastikan bahwa hak asasi manusia secara konsisten diterapkan pada laki-laki dan perempuan tanpa diskriminasi. Kemudian hak yang spesifik untuk perempuan perlu dipatikan diperlakukan dengan keseriusan yang sama dengan hak asasi manusia yang umum.

Pendidikan Untuk Perempuan_Memajukan Kualitas Hidup Perempuan_Sarana Hak Asasi Manusia


Kualitas Hidup Perempuan 

dalam Pendidikan


Dari data yang dibuat oleh berbagai lembaga internasional tentang kualitas hidup perempuan, menunjukkan angka terendah bagi perempuan di Indonesia pada tingkat negara Asean. Angka yang ditunjukkan merupakan seharusnya menjadi keprihatinan kita sebagai warga bangsa Indonesia. Peran perempuan dalam keluarga menduduki posisi strategis, sebagai pengatur kehidupan keluarga dan pendidik anak sejak bayi, bahkan sejak dalam kandungan.

Untuk dapat melakukan perannya tersebut, perempuan harus dapat memahami hak dan kewajiban serta mampu mengembangkan diri secara optimal. Untuk itu tiada jalan lain, kecuali seorang perempuan perlu memperoleh pendidikan. Pada saat ini masih terasa adanya kesenjangan pendidikan antara perempuan dan laki-laki yang cukup lebar, sehingga perlu upaya yang terencana dan terpadu untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan dalam bidang pendidikan. Perempuan yang berkualitas sekurang-kurangnya dapat menamatkan pendidikan SLTA, namun lebih baik lagi apabila dia dapat melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Pendidikan Perempuan Perlu Ditingkatkan
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan untuk meningkatkan pendidikan perempuan, antara lain yaitu:
1. Mendapatkan pendidikan merupakan bagian yang tak terpisahkan    dari hak azasi manusia
2.Era globalisasi komunikasi dan informasi yang kita hadapi dewasa ini menuntut adanya kesiapan sumber daya laki-laki dan perempuan yang berpendidikan sehingga dapat bersaing dengan negara-negara lain.
3.Dengan pendidikan yang memadai maka perempuan akan mempunyai akses, kesempatan, dan peluang yang lebih luas dan terbuka dibandingkan dengan yang tidak berpendidikan.
Pengembangan karir akan semakin terbuka sejalan dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Dengan meningkatkan pendidikan perempuan, maka perempuan akan menjadi potensi pembangunan yang berkualitas.


Faktor Penyebab Pendidikan Perempuan Rendah.
1.Nilai-nilai sosial budaya yang patriarki, antara lain menyebabkan anak perempuan di nomor duakan
2. Kawin muda
3. Terpaksa mengurus pekerjaan domestik
4.Harus membantu bekerja untuk menambah nafkah keluarga, tanpa pendidikan yang memadai
5. Motivasi perempuan terhadap pendidikan masih rendah
6. Masalah ekonomi
7. Kurang memahami arti pendidikan khususnya sekolah

Intervensi yang diperlukan untuk meningkatkan pendidikan perempuan
Untuk memacu agar ;lebih cepat tercapainya peningkatan pendidikan perempuan, pemerintah dan masyarakat perlu melakukan;
1. Penyediaan beasiswa bagi keluarga miskin
2.Penyiapan lingkungan yang lebih kondusif untuk kesetaraan akses dan kesempatan mengikuti pendidikan bagi anak perempuan dan laki-laki
3. Pengembangan kebijakan pendidikan yang berperspektif gender
4.Pengarusutamaan gender dalam tingkat partisipasi, kurikulum, materi pelajaran, proses pembelajaran dan pelaku pendidikan
5.Penyediaan sistem dukungan sosial bagi peningkatan kesempatan anak perempuan untuk mengikuti pendidikan lanjutan, pendidikan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), serta kejuruan
6. Peningkatan pengetahuan perempuan mengenai penerapan teknologi tepat guna yang berperspektif gender.

Peran perempuan dalam peningkatan kualitas pendidikan
Dalam pelaksanaan intervensi terhadap peningkatan pendidikan bagi perempuan, kaum perempuan sendiri dapat berperan untuk:
1.Meningkatkan pendidikan diri dan keluarganya
2.Mengajak kaum perempuan lainnya untuk meningkatkan pendidikan
3.Menyelenggarakan pendidikan bagi perempuan dengan membentuk kelompok-kelompok belajar.
4.Memantau pemerintah dalam peningkatan kualitas pendidikan perempuan

Jalan Para Pencari Ilmu_Wasiat Para Ulama Terdahulu


WASIAT BAGI PENUNTUT ILMU

Segala puji hanya bagi Allah Shubhanahu wa ta’alla, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam, dan aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah Shubhanahu wa ta’alla yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi -Nya dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi awa sallam adalah hamba dan utusan -Nya.. Amma Ba’du:

Semoga Allah Shubhanahu wa ta’alla memberikan manfaat yang besar dengan wasiat ini, dan semoga Allah Shubhanahu wa ta’alla melimpahkan ilmu yang bermanfaat dan amal shaleh bagi kita semua.

WASIAT PERTAMA: Tetap semangat dalam menuntut ilmu syara’.

Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? " Sesungguhnya orang yang berakhlak Allah Shubhanahu wa ta’alla yang dapat menerima pelajaran. QS. Al-Zumar: 9

 “...niscaya Allah Shubhanahu wa ta’alla akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Shubhanahu wa ta’alla Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. QS. Al- Mujadilah: 11.

Diriwyatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Mu’awiyah radhiallahu’anhu bahwa Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam berkata: Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah Shubhanahu wa ta’alla suatu kebaikan maka Allah Shubhanahu wa ta’alla akan memberikan kepadanya kepahaman dalam agama”. Al-Bukhari no: 3116 dan Muslim no: 1037

Sebagian ahlul ilmi berkata: Orang yang tidak diberikan oleh Allah Shubhanahu wa ta’alla kepahaman di dalam agama berarti Allah Shubhanahu wa ta’alla tidak menghendaki kebaikan baginya”.

Diriwayatkan oleh Al-Darimi dengan sanad yang baik dari Abi Darda’ bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad Shalallhu’alaihi wa sallam bersabda: Keutamaan orang yang berilmu atas orang yang ahli ibadah seperti kelebihan bulan purnama atas seluruh bintang. Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi dan para nabi tidak mewariskan uang dinar atau dirham, sesungguhnya mereka hanya mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang mengambilnya maka sungguh dia telah mengambil bagian yang sangat besar”. HR. Al-Darimi 1/110 no: 342

Al-Auza’i berkata: Manusia yang memliki kemuliaan di tengah masyarakat kami adalah pribadi yang berilmu, dan orang selain mereka tidak ada artinya”. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimhullah berkata: Kebutuhan manusia akan ilmu lebih besar dari kebutuhan mereka terhadap makanan dan minuman. Dan para ulama adalah orang yang tetap komitment dengan perintah Allah Shubhanahu wa ta’alla hingga hari kiamat.

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim di dalam kitab shahihnya dari Mu’awiyah dan Tsauban bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku ini yang selalu komitment dengan kebenaran, tidak akan memudharatkan mereka orang yang mengacau mereka sehingga datang keputusan Allah Shubhanahu wa ta’alla dan mereka tetap komitmen atas perkara tersebut”. Shahih Muslim no: 1920 dan shahih Bukhari no: 71

Ahmad bin Hambal berkata: Kalau bukan ahli hadits maka aku tidak mengetahui siapakah orang selain mereka?”. Dan Nabi Muhammad Shalallhu’alaihi wa sallam telah memberitahukan bahwa di akhir zaman kelak ilmu itu akan terangkat, dan kebodohan menyebar dan terangkatnya ilmu di tandai dengan matinya orang yang membawanya.

Diriwayatkan oleh Al-bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Amru bin Al-Ash radhiallahu ‘anhuma bahwa Nabi Muhammad Shalallhu’alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya Allah Shubhanahu wa ta’alla tidak akan mencabut ilmu dari manusia dengan mengambilnya secara langsung dari mereka, namun –Dia akan mencabut ilmu itu dengan dicabutnya nyawa para ulama, sehingga apabila orang alim sudah tidak tersisa maka manusia menunjuk pemimpin yang bodoh, dan mereka ditanya tentang suatu masalah maka mereka sesat dan menyesatkan”. Shahih Muslim no: 2673 dan shahih Bukhari no: 100

Dalam keadaan seperti ini maka mengajarkan dan belajar ilmu agama menjadi wajib dan pasti. Dan hendaklah disadari bahwa ilmu yang paling tinggi adalah mempelajari kitab Allah Shubhanahu wa ta’alla, Al-Qur’anul Karim, maka hendaklah kita bersemangat untuk menghapal, memahami, merenungkan dan beramal dengannya. Begitu juga dengan mempelajari sunnah Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam dan memperdalamnya. Hendaklah kita mengambil ilmu itu dari ahlinya, mereka adalah para ulama salaf yang shaleh, dan para ulama yang diberikan petunjuk oleh Allah Shubhanahu wa ta’alla sehingga kita tidak terjebak ke dalam fatwa yang menyesatkan dan hawa nafsu yang membinasakan.

WASIAT KEDUA: Berdakwah kepada Allah Azza Wa Jalla.

Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orangorang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla dengan hujah yang nyata, Maha Suci Allah Shubhanahu wa ta’alla, dan aku tiada termasuk orangorang yang musyrik." QS. Yusuf: 108.

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla, mengerjakan amal yang saleh dan berkata :Sesungguhnya aku termasuk orangorang yang berserah diri? ”. QS. Fushilat: 33

Di dalam shahih Muslim dari Nabi Muhammad Shalallhu’alaihi wa sallam bahwa berkata kepada Ali radhiyallahu anhu: Sungguh Allah Shubhanahu wa ta’alla memberikan petunjuk bagi seseorang karena usahamu maka itu lebih baik bagimu dari onta merah”. Shahih Muslim: 4/1872 no: 2406

Banyak orang yang salah dalam memahami hadits ini, di mana seseorang berdakwah dan berani berfatwa padahal dirinya adalah orang yang paing bodoh, terkadang mereka berdalil dengan sebuah hadits dari Rasulullah Salallahu’alaihi alaihi wa sallam “Sampaikanlah tentang diriku walau hanya satu ayat”.  Shahih Bukhari no: 3426

Dia tidak mengetahui bahwa menyampaikan satu ayat dari firman Allah Shubhanahu wa ta’alla dan hadits Rasulullah Shalallhu’alaihi wa sallam tidak boleh diwujdukan kecuali setelah mengetahui perkataan para ulama tafsir dan para pensyarah hadits berdasarkan pada metode yang benar yang diperbolehkan oleh para ulama dan dijelaskan bagi penuntut ilmu.

Berdakwah kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla adalah tugas para Nabi dan Rasul utusan Allah Shubhanahu wa ta’alla semoga Allah Shubhanahu wa ta’alla mencurahkan kesejahteraan kepada mereka. Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam berkata kepada Mu’adz bin Jabal pada saat beliau diutus kepada penduduk Yaman untuk berdakwah atas perintah Allah Shubhanahu wa ta’alla: Sesungguhnya engkau akan mendatangi kaum dari ahli kitab, maka serulah mereka kepada persaksian bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah Shubhanahu wa ta’alla dan sesungguhnya aku adalah utusan -Nya, dan jika mereka mentaatimu maka beritahukanlah mereka bahwa Allah Shubhanahu wa ta’alla telah menwajibkan kepada mereka shalat lima waktu....... sehingga akhir hadits”. Shahih Muslim no: 19 dan shahih Bukhari no: 1458

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Abdullah bin Umar bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Sampaikanlah tentang diriku walau hanya satu ayat”. Shahih Bukhari no: 3426

Ibnul Qoyyim rahimullah berkata: Jika berdakwah atas perintah Allah Shubhanahu wa ta’alla adalah tingkatan tugas yang paling agung dan utama bagi seorang hamba, maka dia tidak bisa terwujud kecuali dengan penguasaan ilmu yang tinggi, bahkan kesempurnaan dakwah membutuhkan kecukupan ilmu yang tinggi. Cukuplah ini sebagai kemuliaan ilmu dan Allah Shubhanahu wa ta’alla memberikan karunia -Nya kepada siapapun yang dikehendaki -Nya”. Tafsirul Qoyyim: halaman: 319

Syekh Abdul Aziz rahimhullah berkata: Yang wajib bagi mereka yang mampu dari kalangan para ulama, penguasa kaum muslimin, para da’i adalah berdakwah kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla sehingga dirinya sampai pada tingkatan orang yang menyampaikan dakwah kepada seluruh alam di seluruh penjuru dunia ini.

WASIAT KETIGA: Menjaga waktu.

Kalau kita perhatikan banyak para pemuda yang tidak menghiraukan bagaimana cara memanfaatkan waktunya, memanfaatkan waktu muda dan masa aktif. Engkau melihat mereka tenggelam dalam tidur yang lelap berjam-jam yang tidak sesuai kebutuhkan, sementara yang lain menyia-nyiakan waktunya untuk membaca lembaran-lembaran Koran dalam waktu yang lama sementara yang lain, mondar-mandir mengunjungi temannya dan lain sebagainya.

Diriwayatkan oleh Al-Turmudzi dari Abi Barzah Al-Aslami bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad Salallhu’alaihi sallam bersabda: Tidak akan melangkah dua kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga dirinya akan ditanya di sisi Tuhannya tentang lima hal: tentang umurnya, apakah dia habiskan, masa mudanya, apakah dimanfaatkan, tentang hartanya dari manakah didapatkannya dan kemanakah disalurkan dan tentang ilmunya apakah yang diperbuat dengannya. Sunan Turmudzi: 4/612 no: 7846

Dan diriwayatkan oleh Al-Hakim di dalam kitab Al-Mustadrok dari Ibnu Abbas bahwa Nabi Muhammad Salallhu’alaihi wa sallam bersabda: Jagalah lima perkara sebelum datangnya lima perkara masa mudamu sebelum datang masa tuamu, waktu luangmu sebelum datang waktu sibukmu, hidupmu sebelum matimu, hidupmu sebelum matimu dan waktu sehatmu sebelum sakitmu serta masa kayamu sebelum datangnya masa kemiskinanmu”. Mustadrok Al-Hakim 4/341 no: 7846

Sorang penyair berkata:
Waktu adalah sesuatu yang paling berharga untuk dijaga
Namun aku melihat, dia paling mudah engkau sia-siakan


WASIAT KEEMPAT: Berakhlak yang baik.

Dan katakanlah kepada hamba-hamba -Ku: " Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka . Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia. QS. Al-Isro’: 53

Diriwayatkan oleh Al-Turmudzi di dalam kitab sunannya dari Abi Darda’ bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad Shalallhu’alaihi wa sallam bersabda: Tidak ada sesuatu apapun yang lebih berat pada timbangan amal seorang hamba pada hari kiamat daripada akhlak yang baik, sesungguhnya Allah Shubhanahu wa ta’alla membenci orang yang suka berkata kotor lagi keji”.
HR. Al-Turmudzi 4/362 no: 2002 dan dia berkata hadits hasan shahih

Ibnul Mubarok berkata: Akhlak yang baik terwujud dengan wajah berseri-seri, berbuat yang makruf, menahan diri mengganggu orang lain dan bersabar atas kekasaran orang lain terhadap dirinya”.

Dengan prilaku inilah Nabi Muhammad Shalallhu’alaihi wa sallam berwasiat kepada para shahabatnya di dalam hadits Abi Dzar dan Mu’adz bin Jabal radhillahu anhuma di dalam sebuah hadits

Rasulullah Shalallhu’allaihi wa sallam: Bertaqwalah kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla di manapun kamu berada, dan balaslah perbautan buruk dengan kebaikan niscaya dia akan menghapuskannya dan berakhlaklah terhadap orang lain dengan akhlak yang mulia”. Sunan Turmudzi: 4/355 no: 1987 dan dia berkata: Hadits hasan shahih

Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata: Nabi Muhammad Shalallhu’alaihi wa sallam memadukan antara bertqwa kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla dengan akhlak yang baik, sebab dengan taqwa maka hubungan antara seorang hamba dengan tuhannya akan harmonis dan akhlak yang baik juga akan menciptakan keharmonisan hubungan antara seorang hamba dengan makhluk Allah Shubhanahu wa ta’alla yang lain”. Al-Fawid halaman: 84-85

Dan keimanan seorang hamba tidak akan sempurna sampai dirinya diberikan taufiq kepada akhlak yang baik. Diriwayatkan oleh Al-Turmudzi dari Abi Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam bersabda: Orang mu’min yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya, dan orang yang paling baik di antara kalian adalah orang yang paling baik prilakunya terhadap keluarganya”. HR. Turmudzi 3/466 dan dia berkata: Hadits hasan shahih

Dan Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi wa sallam adalah sosok yang paling baik akhlaknya dan barangsiapa yang ingin mendapat petunjuk kepada akhlak yang baik maka tauladanilah akhlak Beliau. Dari Anas bin Malik Rhadiyallahu’anhu, dia berkata: Aku telah berkhidmah kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam selama sepuluh tahun dan aku belum pernah mendengar beliau berkata cih, dan beliau tidak pernah berkata: Kenapa kamu perbuat ini” pada perkara yang telah terlanjur aku lakukan dan tidak pernah pula aku mendengar beliau berkata: Kenapa kamu tidak mengerjakan ini?. Terhadap perkara yang terlanjur aku tinggalkan”. Sunan Turmudzi 4/368 no: 2015 dan asalnya adalah as-shahihaini


WASIAT KELIMA: Berpegang teguh dengan agama Allah Shubhanahu wa ta’alla.

Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini ajal.QS. Al-Hijir: 99.
Maksudnya adalah kematian. Allah Shubhanahu wa ta’alla berfirman tentang Nabi Isa Alihis salam:

 “...dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan menunaikan) zakat selama aku hidup”. QS. Maryam: 31.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Aisyah radhillahu anha bahwa Nabi Muhammad Shalallhu’alaihi wa sallam bersabda: Wahai Tuhan yang Membolak balikkan hati teguhkanlah hatiku pada agama -Mu dan ketaatan kepada -Mu”. Musnad Imam Ahmad: 6/251

Dan telah disebutkan di dalam hadits Nabi Muhammad Shalallhu’alaihi wa sallam yang menjelaskan bahwa orang-orang yang berpegang teguh pada agama Allah Shubhanahu wa ta’alla di akhir zaman, mereka akan hidup terasing, namun dengan itu mereka mendapat pahala seperti yang didapatkan oleh para shahabat Rasulullah Shhalallhu’alaihi wa sallam pada saat Islam masih asing, pahala sebesar itu mereka dapatkan karena kesabaran mereka atas katerasingan tersebut. Diriawayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Ibnu Umar Rhadiyallahu ‘anhum bahwa Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam bersabda: Islam itu muncul dalam keadaan terasing, dan akan kembali asing, maka beruntunglah orang yang asing”. Muslim 1/130 no: 145

Dan dalam hadits yang lain disebutkan bahwa mereka adalah manusia yang shaleh di tengah-tengah manusia yang buruk, orang yang berseberangan dengan mereka lebih banyak daripada orang yang mentaati mereka”. Musnad Imam Ahamad: 2/177

Dan disebutkan oleh Nabi Muhammad Shalallahu’alihi wa sallam bahwa orang yang berpegang teguh dengan agama mereka di akhir zaman kelak sama seperti orang yang memegang bara api dan mereka mendapat pahala sama seperti pahala limapuluh para shahabat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam yang berbuat ibadah yang sama. Diriwayatkan oleh Abu Dawud di dalam sunannya dari Abi Tsa’labah Al-Khusyani Radhiyallahu’anhu bahwa Nabi Muhammad Shalallahu’alihi wa sallam bersabda pada saat disebutkan tentang amar ma’ruf nahi mungkar:

Sesungguhnya hari-hari di belakang kalian adalah hari-hari yang harus dihadapi dengan kesabaran, dan bersabar pada hari itu sama seperti orang yang menggenggam bara api, orang berbuat amal ibadah pada saat itu akan mendapat pahala sama seperti pahala lima puluh orang lelaki yang berbuat ibadah seperti ibadah yang mereka kerjakan. Dan yang lain memberikan tambahan kepadaku berkata: Wahai Rasulullah apakah pahala lima puluh dari kalangan mereka?. Rasulullah Shalallhu ‘alaihi wa sallam bersabda: Pahala limapuluh orang dari kalian”. HR. Abu Dawud: 4/123 no: 4341

Maka aku berwasiat kepada diriku dan kepada seluruh sudaraku untuk teguh di dalam tuntunan yang dipegang oleh Rasulullah Shalallhu’alaihi wa sallam dan bersabar atas yang demikian itu.

 “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran. QS. Al-Ashr: 1-3.

Dan ikutilah apa yang diwahyukan kepadamu, dan bersabarlah hingga Allah Shubhanahu wa ta’alla Shubhanahu wata’alla memberi keputusan dan Dia adalah Hakim yang sebaikbaiknya. QS. Yunus: 109.

Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa . QS. Al-Qoshos: 83.
Tidak diragukan lagi bahwa seorang muslim pada masa sekarang ini dihadapkan dengan berbagai godaan syhawat dan kelezatan fana dunia yang begitu dahsyat. Namun barangsiapa yang memohon pertolongan kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla niscaya -Dia akan menolongnya dan barangsiapa yang bersabar maka Allah Shubhanahu wa ta’alla akan menjadikannya sabar.

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalanjalan Kami. Dan sesungguhnya Allah Shubhanahu wa ta’alla benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik .QS. Al- Ankabut: 69.

Semoga Allah Shubhanahu wa ta’alla menjadikan kita termasuk golongan mereka. Segala puji bagi Allah Shubhanahu wa ta’alla Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga, shahabat serta seluruh pengikut beliau.

Kebaikan Sebagai Wujud Ketaqwaan Seorang Hamba


BERBUAT BAIK TERHADAP SESAMA

Termasuk yang dapat mengusir perasaan gundah dan gelisah adalah berbuat baik kepada sesama makhluk dengan ucapan, perbuatan serta berbagai bentuk kebajikan. Dengan kebaikan tersebut Allah akan menghilangkan kesusahan baik dari orang beriman ataupun orang kafir sesuai kadar kebaikannya. Akan tetapi orang beriman memiliki bagian yang lebih sempurna. Karena perbedaannya bersumber dari keikhlasan dan harapan akan pahala Allah ta’ala. Dengan modal tersebut Allah ringankan baginya dalam mengerahkan tenaga untuk berbuat baik karena ada kebaikan yang ingin diraih, Allah juga ringankan baginya dalam mencegah keburukan dengan penuh ikhlas dan harap akan pahala dari Allah ta’ala.
 “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar” (An- Nisa: 114).

Allah ta’ala telah mengabarkan bahwa semua perkara yang disebutkan dalam ayat di atas adalah kebaikan, dan kebaikan selalu mendatangkan kebaikan berikutnya dan menolak keburukan. Seseorang yang berharap dari Allah ta’ala akan selalu Allah berikan kepadanya pahala yang banyak, diantaranya: hilangnya perasaan gundah dan gelisah dan kesulitan hidup lainnya.

Manusia merupakan makhluk sosial yang pastinya membutuhkan pertolongan orang lain. Karena setiap orang itu cenderung tidak kuat tanpa adanya pertolongan orang lain. Maka untuk saling menguatkan pondasi kesatuan dibutuhkan akan kebersamaan dan saling menbantu untuk kebaikan. Berbuat baik terhadap sesama tanpa adanya harapan untuk timbal balik secara hakekatnya merupakan hal yang baik tapi sulit untuk dilakukan.

Dengan segala bentuk kebaikan yang sudah kita lakukan, semoga Allah SWT. yang membalasnya. Serta menjadikan kita semua menjadi hamba yang selalu penuh rahmat dari-Nya. Karena setiap amal perbuatan makhluk sudah ditanggung oleh Allah SWT.

Iman dan Amal Saleh_Sarana Keteguhan Iman


IMAN DAN AMAL SALEH

Sarana yang paling utama dan paling mendasar dalam masalah ini adalah beriman kepada Allah dan beramal Shaleh. Firman Allah ta’ala:
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An-Nahl: 97).
Allah ta’ala mengabarkan dan menjanjikan bagi siapa saja yang menggabungkan antara iman dan amal shaleh dengan kehidupan yang baik di dunia ini serta balasan kebaikan di dunia dan akhirat. Sebabnya jelas, karena orang-orang yang beriman kepada Allah ta’ala dengan iman yang benar dan berbuat amal shaleh yang dapat memperbaiki hati, akhlak, dunia dan akhirat, mereka memiliki pijakan dan landasan tempat menerima semua apa yang datang kepada mereka, baik yang berbentuk kebahagiaan dan kesenangan atau penderitaan dan kesedihan.
Jika mereka mendapatkan sesuatu yang dicintai dan disenangi, mereka menerimanya dengan rasa syukur serta menggunakannya sesuai fungsinya, dan jika mereka menggunakannya atas dasar tersebut maka timbullah perasaan gembira seraya berharap agar kebaikan tersebut tetap ada padanya dan mengandung berkah serta berharap teraihnya pahala karena dia termasuk orang-orang yang mensyukurinya. Semua itu merupakan perkara yang agung yang nilai dan berkahnya melebihi kebaikan itu sendiri sekaligus merupakan buahnya. Mereka juga menghadapi keburukan dan kesulitan sesuai kemampuan yang mereka miliki, memperkecil
semampunya, sabar terhadap apa yang tak mungkin mereka hindari.

Dengan demikian, kesulitan-kesulitan tersebut memberikan mereka pengalaman dan kekuatan bagaimana menghadapi masalah. Sabar dan berharap pahala atas apa yang dialami, berdampak sangat besar atas hilangnya kesulitan, berganti dengan kemudahan dan harapan yang baik, keinginan akan karunia Allah dan ganjaran-Nya, sebagaimana yang digambarkan Rasulullah _ dalam hadits shahihnya:
“Sesungguhnya perkara seorang mu’min itu menakjubkan, karena semua perkara yang dialaminya adalah baik; jika mendapatkan kesenangan dia bersyukur, maka hal itu lebih baik baginya, jika mengalami kesulitan dia bersabar, maka hal itu lebih baik baginya, dan hal seperti itu tidak terdapat kecuali pada diri seorang mu’min.” (HR. Muslim).
Dalam hadits tersebut Rasulullah _menggambarkan bahwa seorang mu’min akan berlipat-lipat kebaikan dan buah amalnya atas setiap apa yang dialaminya. Karena itu anda akan mendapatkan dua orang yang mengalami hal serupa baik berupa kebaikan ataupun keburukan, akan tetapi ada perbedaan yang besar di antara keduanya dalam menerimanya. Hal tersebut dapat terjadi, karena berbedanya iman dan amal shaleh pada keduanya. Yang pertama menerima kebaikan dan keburukan sebagaimana yang telah kita sebutkan, yaitu dalam bentuk syukur dan sabar dengan segala konsekwensinya. Sehingga lahir pada dirinya perasaan bahagia dan senang, hilangnya rasa gundah gulana, perasaan tak tenang, kesempitan dada dan kehidupan sengsara, semuanya berganti dengan kehidupan bahagia di dunia ini.
Sementara yang lain menerima kesenangan dengan sombong dan melampaui batas. Akhlaknya menyimpang sehingga dia menerimanya bagaikan hewan rakus yang kelaparan, namun demikian hatinya tetap tidak tenang, bahkan gelisah dari berbagai sisi, dari sisi ketakutan akan hilangnya sesuatu yang dicintainya, dari banyaknya pertikaian yang biasanya tumbuh dari hal tersebut, dari sisi jiwanya yang tak puas-puasnya, bahkan menginginkan hal-hal lainnya yang mungkin dapat dia raih ataupun tidak. Walaupun seandainya dapat diraihnya, itupun akan mengakibatkan kegelisahan dari berbagai sisi yang telah disebutkan tadi. Adapun jika mendapatkan kesulitan, dia menerimanya dengan panik, ketakutan dan tidak tenang. Jika demikian halnya, maka jangan tanya lagi bagaimana sempit kehidupannya, banyak pikiran dan tegang, ketakutan yang dapat mengakibatkan kondisi lebih buruk dan lebih parah lagi. Karena semua itu tidak dihadapi dengan mengharap pahala dari Allah, juga tidak dengan kesabaran yang dapat menghiburnya dan meringankan penderitaannya. Semua itu dapat disaksikan lewat pengalaman.
Satu contoh, jika anda renungkan dan anda kaitkan dengan realita yang ada, maka akan anda dapatkan perbedaan yang besar antara seorang mu’min yang mengamalkan semua tuntutan keimanannya dengan mereka yang tak seperti itu. Hal itu karena agama menyeru manusia untuk qana’ah (merasa cukup) rizki Allah dan semua yang dialami seorang hamba dari keutamaan dan karunia-Nya yang bermacam-macam. Seorang mu’min jika ditimpa penyakit atau kefakiran atau musibah lainnya dimana setiap orang memiliki kemungkinan itu, lalu dengan keimanannya dia akan menerimanya dengan qana’ah dan ridha atas pemberian Allah kepadanya, maka hatinya menjadi tenang, tidak menuntut sesuatu yang dia tidak mampu untuk meraihnya, dirinya selalu melihat orang yang di bawahnya (yang lebih menderita dari dia) dan tidak melihat orang yang di atasnya (yang lebih senang darinya), bahkan bisa jadi dia semakin bertambah senang dan gembira jika melihat orang-orang yang dapat meraih keinginan-keinginan dunianya namun tidak memiliki sifat qana’ah atas semua itu. Begitu juga akan anda dapatkan orang-orang yang tidak mejalankan nilai-nilai keimanan, manakala mendapatkan cobaan seperti kefakiran atau luputnya sebagian dari keinginan duniawinya, dia sangat putus
asa dan menderita.

Kasus lainnya: Ketika sebab-sebab ketakutan dan kekalutan menghinggapi manusia, maka akan anda dapati orang yang imannya benar, hatinya akan mantap, jiwanya tenang, teguh dalam mencari penyelesaian serta menyelesaikan masalah yang menimpanya tersebut dengan keluasan yang dimilikinya berupa pemikiran, perkataan dan perbuatan. Dirinya telah kokoh menghadapai gangguan yang menimpa. Kondisi seperti ini akan membuat seseorang tenang dan hatinya mantap. Sebagaimana akan anda dapatkan orang yang tak memiliki keimanan, mengalami kondisi sebaliknya. Jika mengalami ketakutan, hatinya menjadi tak tenang, emosinya tak tekontrol, pikirannya kacau balau dan ketakutan menjalar dalam dirinya. Sehingga dalam dirinya terkumpul ketakutan luar dalam yang sulit untuk diungkapkan.
Orang semacam ini jika belum pernah mendapatkan latihan yang banyak dalam mengatasi permasalahan berdasarkan sebab-sebab alami, akan meruntuhkan kekuatan dan kejiwaannya, karena ketiadaan iman yang mengarahkannya kepada kesabaran, khususnya dalam kondisi terdesak dan sangat menyedihkan atau menakutkan. Orang baik dan orang jahat, orang beriman dan orang kafir punya kemungkinan yang sama dalam mewujudkan keberanian dan naluri untuk memperkecil ketakutan, akan tetapi orang beriman memiliki kelebihan berupa kekuatan iman, kesabaran dan tawakkal kepada Allah, berpegang teguh kepada- Nya dan mengharapkan pahala dari Allah ta’ala, semua itu akan menambah keberaniannya, meringankan beban ketakutannya dan memperkecil pengaruh musibah. Sebagaimana Allah berfirman:
“Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan pula
sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari Allah, apa yang tidak mereka
harapkan.” (An-Nisa: 104).

Mereka juga akan mendapatkan pertolongan dan bantuan khusus dari Allah ta’ala yang dapat
menghilangkan ketakutan:

“Dan bersabarlah kalian, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.” (Al-Anfal: 46).
Iman sebagai landasan, Amal Saleh merupakan salah satu bentuk dari ketebalan dari iman seseorang.
Semoga selalu diberi kekuatan Iman, serta diberikan ke ikhlasan dan kelapangan untuk selalu berAmal Saleh. Amiin…………………………………